KENDARINEWS.COM—Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Konut terus berupaya mengembangkan industri kecil menengah ditanah Oheo. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas produksi dengan memanfaatkan limbah kayu agar bernilai ekonomi.

Pelatihan tahap 1 ini diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM dengan menyasar 30 an pelaku industri mebel dengan sasaran pengelolaan limbah kayu. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Bupati Konut, Abuhaera, pekan lalu.
“Pelatihan ini menitik beratkan pada pemanfaatan limbah kayu mebel yang tidak terpakai. Nah, limbah kayu ini dapat diolah untuk dijadikan berbagai hiasan berbahan dasar limbah kayu, tentunya ini akan memberikan dampak ekonomi bagi pelaku industri kayu,”ujar Wakil Bupati Konut, Abuhaera.
Dengan pelatihan ini, para pelaku industri dapat mendapatkan keterampilan tambahan dalam mengembangkan skil dibidang industri pengelolaan kayu limbah. Sebab, selama ini limbah kayu hanya dibuang tanpa dimanfaatkan secara utuh.
“Limbah kayu ini bisa dimanfaatkan berbagai hiasan dinding, asbak maupun ornamen yang bisa dijadikan khas Konawe Utara. Jadi, ini kita bina agar mereka kreatif dalam mengelola limbah kayu yang bernilai seni,”sambungnya.
Abuhaera menambahkan bila selama ini mereka sebagai pelaku industri kayu hanya memanfaatkan kayu yang baik untuk dijadikan furniture berupa lemari, kursi, meja maupun lainnya. Sementara sisa limbah kayu dibuang begitu saja dan dibakar. Padahal limbah kayu bila dimanfaatkan dengan baik melalui karya seni akan lebih banyak mendapatkan nilai profit tambahan.
“Saya sudah instruksikan pada dinas terkait agar pelatihan ini harus ditindaklanjuti dengan membentuk kelompok. Dilakukan pembinaan secara kontinyu agar yang diprogramkan mendapatkan hasil,”ujar Mantan Sekda Konut itu.
Pasangan Bupati Konut, Ruksamin, juga mengarahkan agar para peserta yang sudah memiliki skil dibidang pertukangan kayu untuk membuat proposal item peralatan yang digunakan untuk menopang pengelolaan limbah kayu yang bernilai ekonomi.
“Agar dinas terkait dapat menyiapkan anggarannya, sehingga kelompok yang sudah dibentuk dapat berkembang dengan baik didalam mengelola limbah kayu menjadi kerajinan kayu yang bernilai profit,”pungkasnya. (min/kn)







































