KENDARINEWS.COM– Belum beroperasinya Rumah Sakit (RS) Jantung Oputa yi koo membuat DPRD Sultra tergelitik.
Untuk itu Komisi IV DPRD Sultra mengagendakan rapat bersama Pemprov dan pelaksana pengerjaan RS untuk mengetahui penyebab belum beroperasinya RS itu.
Anggota Komisi IV DPRD Sultra Fajar Ishak mengatakan pihaknya pernah mengundang pemprov dan kontraktor untuk rapat kerja sebelum lebaran, namun karena sudah tidak efektif sehingga agenda direschedule. Tentu pertemuan itu, kata dia, agendanya mendorong percepatan operasional RS jantung.
“Kita, mempertanyakan kepada pihak terkait, progres pembangunan RS yang menelan anggaran ratusan miliar itu. Kita akan dalami apa kendala utamanya, disamping itu juga disesuaikan dari hasil peninjauan kami di lapangan. Dalam waktu dekat kita akan undang manajemen RS jantung, Dinas Kesehatan dan Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang,”jelasnya.
Politisi partai Hanura ini mengungkapkan, pihaknya bukan hanya mempertanyakan kapan akan dioperasikan, tetapi bagaimana kesiapan untuk mengoperasikan RS tersebut.
“Jadi bukan hanya fisik bangunan yang harus siap, tetapi juga tenaga kerjanya dan anggaran untuk membiayai operasionalnya, “ katanya.
Menurutnya, RS jantung ini harus dibahas secara konfrehensif, sebelum pembahasan anggaran perubahan. Karena harus diketahui angka kebutuhan anggaran dan kekurangannya. Harus ada analisis yang disampaikan kepada DPRD. Karena membiayai bangunan RS Jantung ini, bukan anggaran sedikit.
“Terkait dengan adanya adendum ini kita juga harus pertanyakan, termasuk dari pihak pelaksana, jadi kalau ada kendalanya, maka harus ada denda. Jadi intinya, kapan bisa diresmikan, bagaimana dengan tenaga kerja, dan bagaimana dengan kesiapan anggarannya, “tandasnya (kam/kn)






































