KENDARINEWS.COM– Warga Kota Kendari didua hari terakhir ini mengeluhkan panas yang sangat menyengat. Ternyata cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh peningkatan peningkatan Indeks sinar ultraviolet atau Index (UV).
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim kelas II Kendari, Sugeng Widarko mengungkapkan, saat ini wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), kondisi Index UV terbilang cukup tinggi. Berdasarkan pantauan peta BMKG, di wilayah Sultra bagian utara, itu sudah mencapai 11 Index UV.
“Sesuai pernyataan BMKG pusat, bahwa puncak terjadinya peningkatan Indeks UV itu terjadi pada tanggal 10 April 2023. Dan khusus di wilayah Sultra juga terdampak, karena dari jam 9 pagi, indeks sinar Ultraviolet sudah mencapai 8 atau zona merah. Dan pada pukul 10:00 Wita itu di wilayah Sultra bagian utara dan selatan lumayan tinggi yakni mencapai 11,”ungkapnya, Senin (10/4) kemarin.
Sugeng menjelaskan, umumnya tingkat index UV itu dapat dilihat dalam peta BMKG. Apabila di Peta itu index UV mencapai 0-2 itu masih zona hijau. Sementara 3-5 itu berwarna kuning, dan 6-7 itu orange, 8-10 itu merah, dan 11 ke atas itu warna ungu.
“Dia mulai beresiko ketika sudah mulai kuning dan merah. Itu dapat menyebabkan kulit kering dan bahkan kalau sudah tinggi itu dapat mengakibatkan dehidrasi, apalagi ini bulan puasa. Dan puncaknya itu tepat tanggal 10 april, dan kemungkinan masih akan berlangsung esok hari, “jelasnya.
Olehnya itu, Sugeng meminta masyarakat khususnya di wilayah Sultra agar tetap waspada gejala peningkatan Indeks sinar ultraviolet.
Ia mengatakan, terjadinya peningkatan tingginya sinar ultraviolet itu dipengaruhi oleh beberapa aspek. Misalnya dari sudut datang sinar matahari.
“Jadi semakin tegak, sinar matahari di atas kita, maka ultraviolet lebih banyak, ” katanya.
Kedua juga dipengaruhi oleh posisi lintang, dimana wilayah Sultra masuk pada posisi lintang rendah. Tentunya sinar ultraviolet yang diterima makin besar.
“Selanjutnya tutupan awan yang sangat berkurang selama ini. Dan juga lapisan ozone yang rendah. Tapi kalau lapisan ozon di bagian atmosfer makin tebal tentu semakin baik, ” jelasnya lagi.
Lebih jauh, Sugeng menjelaskan, penyebab tingginya Indeks UV itu juga dipengaruhi oleh faktor tertentu. Misalnya sejak dua hari lalu ada bibit siklon atau pusaran angin yang terjadi di dua wilayah, yakni di Selatan khatulistiwa di Barat laut Australia. Dan samudera Pasifik bagian Timur Filipina.
“Itulah yang membuat energi angin terbelah, satunya mengarah ke Utara satunya ke Selatan. Jadi ini menyebabkan terjadinya divergensi atau masa udara di atas wilayah Sulawesi awannya pecah sehingga pertumbuhan awan berkurang. Sehingga ini juga menyebabkan ultraviolet lebih tinggi, “jelasnya.
Sehingga dengan demikian, dirinya mengimbau untuk masyarakat Sultra, karena paparan sinar ultraviolet lebih tinggi ini agar kiranya mengurangi aktivitas diluar ruangan atau yang terkena langsung sinar matahari.
” Karena selain dapat terkena dehidrasi juga bisa menyebabkan kulit kering dan gangguan mata, ” harapnya. (Kam)
