KENDARINEWS.COM– Kepercayaan publik kepada institusi dibawah kendali Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkak naik. Penegakkan keadilan yang ditekankan dalam menangani berbagai kasus besar yang melibatkankan perwira tinggi (pati) Polri berdampak positif terhadap peningkatan kepercayaan publik kepada Polri.
Peneliti senior Imparsial Al Araf mengambil contoh kasus yang melibatkan bekas Kadiv Propam Ferdy Sambo dan eks Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Teddy Minahasa.
Sambo dijatuhi hukuman mati dan persidangan masih berproses, sementara Teddy baru saja dituntut hukuman yang sama oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam perkara perdagangan narkoba.
“Kapolri di depan mengatakan, ‘Silakan proses mereka secara adil bahkan dibawa ke ruang publik dalam proses persidangan. Itu secara efek domino, dalam persepsi publik, Polri mau lho secara terbuka menyidangkan para jenderal dan hukumannya enggak main-main bahkan yang terbaru, Teddy minahasa dituntut hukuman mati,” tuturnya dalam webinar kemarin (31/3).
“Itu fakta yang menunjukkan proses hukum serius dilakukan. Itu membuat efek domino kepercayaan publik terhadap Polri naik,” sambung akademisi Universitas Paramadina ini.
Menurut Al Araf, butuh keberanian besar bagi seorang pemimpin untuk memproses hukum anggotanya yang bersalah. Apalagi, Sambo dan Teddy memiliki pangkat tinggi.
“Kan, enggak mudah itu membawa jenderal bintang dua (ke pengadilan), ‘ditelanjangi’ begitu saja di dalam ruang publik,” ungkapnya.
“Itu bagus dan bagi saya, Kapolri harus bersikap seperti itu terus, jangan ditutupin.”
Al Araf melanjutkan, membaiknya kepercayaan publik terhadap Polri tidak lepas dari banyaknya kasus yang disorot masyarakat dan diusut.
Dicontohkannya dengan investasi bodong dan pembunuhan secara mutilasi.
“Dengan kata lain, sepanjang kepolisian lakukan penegakan hukum secara serius, dan transparan, dan kasus yang mendapatkan perhatian publik yang besar, dia automatically akan memberikan efek terhadap kepercayaan publik,” tandasnya. (jpnn/kn)
