KENDARINEWS.COM – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), menunjukkan komitmen kuat dalam menstabilkan ekonomi daerah dengan serangkaian langkah strategis untuk menekan laju inflasi. Inisiatif ini mencakup pelaksanaan gerakan pangan murah secara luas, pengawasan ketat terhadap harga bahan pokok di tingkat lapangan, serta koordinasi intensif dengan berbagai pihak terkait.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, pada bulan Oktober 2025, provinsi ini mencatatkan tingkat inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,26 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,39. Meskipun demikian, secara bulanan atau month to month (m-to-m), Sultra justru berhasil mencatatkan deflasi sebesar 0,58 persen, menunjukkan adanya upaya positif dalam pengendalian harga.
Penyumbang inflasi terbesar tercatat berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan kontribusi sebesar 5,69 persen. Kelompok pengeluaran lainnya yang turut menyumbang inflasi antara lain perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,96 persen), perlengkapan rumah tangga (0,18 persen), kesehatan (2,33 persen), transportasi (1,66 persen), rekreasi dan budaya (0,43 persen), pendidikan (5,07 persen), restoran (2,32 persen), serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (8,52 persen).
Di sisi lain, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu pakaian dan alas kaki sebesar -0,76 persen, serta informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,09 persen.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra, Rony Yakob Laute, menjelaskan bahwa kenaikan inflasi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang kompleks, seperti kondisi cuaca yang tidak menentu, kelangkaan barang akibat gangguan rantai pasok, serta perilaku panic buying yang dipicu oleh kekhawatiran masyarakat.
Menyadari tantangan tersebut, Gubernur Andi Sumangerukka bersama dengan instansi terkait terus melakukan berbagai langkah konkret untuk menekan laju inflasi. Salah satu upaya utama adalah dengan menggelar gerakan pangan murah dan pasar murah secara serentak di 17 kabupaten/kota di seluruh wilayah Sultra.
“Untuk menekan inflasi, Gubernur Andi Sumangerukka bersama instansi terkait terus melakukan berbagai langkah konkret, salah satunya dengan menggelar gerakan pangan murah dan pasar murah di 17 kabupaten/kota,” ujar Rony Yakob.
Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra juga menjalin kolaborasi erat dengan Kepolisian Daerah (Polda), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam rangka mengawasi secara ketat ketersediaan serta distribusi komoditas-komoditas utama yang menjadi penyumbang inflasi.
Gubernur ASR juga menekankan pentingnya sinergi antar seluruh perangkat daerah dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok dan daya beli masyarakat. Ia meminta agar setiap dinas terkait mengambil langkah-langkah proaktif sesuai dengan bidangnya masing-masing.
“Dinas perkebunan harus menyiapkan kebutuhan konsumsi masyarakat melalui hasil kebun, sedangkan dinas pertanian melakukan ekstensifikasi dan perluasan lahan agar produksi pangan meningkat,” jelasnya.
Gubernur ASR turut menginstruksikan agar pengawasan harga di lapangan diperketat dan penegakan aturan terhadap pedagang yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dilakukan secara tegas dan tanpa kompromi.
Pemprov Sultra juga menindaklanjuti arahan dari Wakil Menteri Dalam Negeri pasca Rapat Koordinasi Wilayah Sulawesi dan Kalimantan, yang meliputi evaluasi rutin terhadap pengendalian inflasi, memastikan ketersediaan stok bahan pangan yang memadai, serta pemanfaatan Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk mendukung stabilitas harga.
Rony menambahkan bahwa pihaknya juga akan berkoordinasi secara intensif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem terhadap produksi pertanian, serta memastikan stok bahan pokok tetap aman menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) seperti Natal dan Tahun Baru.
“Seluruh kebijakan pengendalian inflasi diminta berbasis data dan hasil pemantauan harga harian, bekerja sama dengan BPS dan Bank Indonesia,” pungkas Rony, menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang berbasis data dan informasi akurat.
