KENDARINEWS.COM-Mahasiswa Kedokteran Universitas Halu Oleo (FK UHO) yang tergabung dalam Asian Medical Students’ Association (AMSA) melaksanakan kegiatan Bakti Sosial AMSA-UHO 2025, di Moramo Konawe Selatan. Kegiatan ini juga sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat dan penerapan ilmu kedokteran di lapangan.
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK UHO, dr. Satrio Wicaksono, M.Sc., Sp.N mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program kerja unggulan Divisi Community Outreach AMSA-UHO tahun 2025–2026. “Program tersebut menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk mengasah keterampilan medis sekaligus berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui kegiatan sosial dan edukatif,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga merupakan sarana untuk mengaktualisasikan filosofi dasar AMSA, yaitu knowledge, action, and friendship. “Melalui kegiatan ini, kami ingin menyalurkan ilmu yang kami pelajari di kampus, mengasah kemampuan praktik di lapangan, sekaligus mempererat solidaritas dan kepedulian antar sesama,” ucapnya.
Sebagai bagian dari AMSA-Indonesia, AMSA-UHO menjadi salah satu dari 41 universitas anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. AMSA sendiri merupakan organisasi mahasiswa kedokteran tingkat internasional yang mencakup negara-negara di Asia dan Asia Pasifik.
Hingga kini, AMSA telah memiliki 17 negara anggota tetap, antara lain Australia, Bangladesh, China, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Kyrgyzstan, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Singapura, Taiwan, dan Thailand. Selain itu, terdapat 9 negara observer dan 2 negara asosiasi, termasuk Mesir dan Inggris. “AMSA-Indonesia juga dikenal aktif di tingkat internasional dan bahkan menjadi salah satu pendiri AMSA International,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa, kegiatan Bakti Sosial AMSA-UHO 2025 menjadi perwujudan nyata dari Tridharma Perguruan Tinggi, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan ini, mahasiswa kedokteran tidak hanya memperluas wawasan akademik, tetapi juga menguatkan empati sosial terhadap kondisi kesehatan masyarakat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa kedokteran bukan hanya belajar teori di ruang kelas, tetapi juga hadir di tengah masyarakat untuk memberi manfaat,” tutupnya.(win).









































