KENDARINEWS.COM— Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mendalami dugaan aliran dana suap dari proyek pembangunan RSUD Kolaka Timur (Koltim) yang menjerat Bupati Abdul Azis, ke sejumlah pihak, termasuk kemungkinan ke partai politik. Penelusuran ini dilakukan seiring penyidikan intensif terhadap penggunaan dana commitment fee yang diterima Abdul Azis.
Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, menyatakan bahwa pihaknya tengah menelusuri seluruh aliran dana yang diterima tersangka, termasuk kemungkinan pembelian aset pribadi hingga keterkaitan dengan partai politik.
“Tentu sedang didalami kemana saja aliran dana yang diterima oleh saudara ABZ. Termasuk juga apakah dibelikan properti dan lain-lain juga, misalkan ke partai,” ujar Asep, Minggu (10/8/2025).
KPK mengungkap bahwa Abdul Azis diduga menerima suap dari proyek pembangunan RSUD tipe C senilai Rp126,3 miliar yang dibiayai dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat. Dari total anggaran tersebut, disepakati commitment fee sebesar 9 persen atau sekitar Rp9 miliar.
Operasi tangkap tangan (OTT) dilakukan KPK setelah mengantongi bukti kuat adanya indikasi persekongkolan jahat dalam proyek yang baru terealisasi 20-30 persen itu. KPK berharap penindakan ini dapat mencegah praktik korupsi serupa di daerah lain.
KPK juga membantah spekulasi bahwa penangkapan Abdul Azis dilakukan saat berlangsungnya Rakernas Partai NasDem, serta menegaskan tidak ada pihak yang menghalangi penangkapan tersebut.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, menegaskan bahwa kasus ini merupakan urusan pribadi Abdul Azis dan tidak terkait dengan partai.
“Kami hormati proses hukum yang dilakukan KPK. Tapi ini murni urusan pribadi Abdul Azis, bukan soal partai atau Rakernas. Ia tidak ditangkap di lokasi Rakernas,” tegas Sahroni.
Bendahara NasDem ini juga memastikan bahwa Partai NasDem tidak akan mengintervensi penyidikan dan mendukung penuh proses hukum yang berjalan.
Di tengah penyidikan KPK, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tetap menyampaikan optimismenya saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (10/8/2025).
Paloh yakin bahwa partainya memiliki semua modal untuk melangkah lebih besar dan berani menyongsong Pemilu 2029, meskipun sempat diwarnai OTT KPK terhadap Bupati Kolaka Timur.
Ia menilai tren perolehan suara NasDem yang terus meningkat dari pemilu ke pemilu menjadi modal optimisme yang kuat.
“Rakernas yang kita mulai sejak 8 Agustus ini membawa hasil yang membesarkan hati. Tekad dan semangat seluruh kader membuktikan bahwa NasDem adalah partai yang terus bergerak memperkuat keyakinan dan militansi,” ujarnya. (fjr/jpc/ing)
