KENDARINEWS.COM — Menteri Dalam Negeri, M. Tito Karnavian, memimpin rapat koordinasi (Rakor) mingguan secara virtual guna membahas strategi pengendalian inflasi di tanah air, Senin pagi (20/11/).
Dalam rakor tersebut, disampaikan update terkini mengenai IPH (Indeks Perubahan Harga), yang mengindikasikan tingkat inflasi di berbagai daerah.
Tito Karnavian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, IPH nasional berada di bawah 1%, namun perlu diatensi karena terdapat beberapa daerah dengan angka IPH yang cukup tinggi.
Salah satunya adalah Maluku Utara, yang mencatatkan pencapaian IPH terendah. Selain itu, Sulawesi Tenggara berhasil mencatatkan penurunan signifikan dari 1,41% di bulan Oktober menjadi 0,25% di minggu ke-3 bulan November ini.
“Saya memberikan apresiasi kepada daerah – daerah yang telah berhasil menekan angka IPH di wilayahnya. Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara menjadi contoh yang patut diapresiasi,” ujar Menteri Tito Karnavian.
Menteri Tito juga memberikan pesan kepada para Kepala Daerah untuk mempertahankan angka IPH di wilayahnya masing-masing guna menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok. “Kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan dalam upaya menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, turut mengapresiasi kinerja jajarannya dalam mengendalikan inflasi. Ia menyebut bahwa upaya “total football” dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mampu menurunkan angka IPH di wilayahnya.
“Terima kasih kepada TPID dan seluruh jajaran yang telah bergerak cepat dalam mengendalikan inflasi. Namun, kita masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan angka inflasi yang saat ini masih berada di angka 3,14%,” kata Pj Gubernur.
Sekadar diketahui, IPH merupakan ukuran statistik yang mencerminkan perubahan harga-harga mingguan, dianggap sebagai proxy untuk mengukur tingkat inflasi di suatu daerah. Berdasarkan komoditasnya, penurunan harga utamanya disumbang oleh cabai merah, pisang, dan susu bubuk untuk balita. (rls/ryl)
