KENDARINEWS.COM–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menjalankan fungsi pengawasan terhadap Pembangunan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak (RSJPDO) Oputa yi Ko yang saat ini tahap finishing.
Anggota Komisi IV DPRD Sultra Fajar Ishak mengungkapkan, terkait pembangunan RS tersebut, pihaknya tengah menyusun jadwal untuk rapat kerja dengan semua pihak. Baik dari Pemprov maupun dari pelaksana pengerjaan RS.
“Terkait RS jantung itu, sebelumnya sudah pernah kita surati pihak terkait untuk rapat kerja. Kami undang sebelum lebaran, namun karena sudah tidak efektif karena mereka kebanyakan sudah pada mudik. Sehingga kami di komisi IV melakukan reschedule, “ungkapnya, Minggu (7/5) kemarin.
Guna mendorong percepatan operasional RS jantung, pihaknya kembali mempertanyakan kepada pihak terkait, progres pembangunan RS yang menelan anggaran ratusan miliar itu.
“Nanti setelah LKPJ Gubenur baru kita lanjutkan rapat kerja dengan pihak terkait tentang kelanjutan finishing RS jantung. Kita akan dalami apasih kendala utamanya, disamping itu juga disesuaikan dari hasil peninjauan kami di lapangan. Dalam waktu dekat kita akan undang manajemen RS jantung, Dinkes, Cipta Karya,”jelasnya.
Politisi partai Hanura ini mengatakan, dalam pertemuan Raker dengan Pemprov nanti, pihaknya bukan hanya mempertanyakan kapan akan dioperasikan, tetapi bagaimana kesiapan untuk mengoperasikan RS tersebut.
“Jadi bukan hanya fisik bangunan yang harus siap, tetapi juga tenaga kerjanya dan anggaran untuk membiayai operasionalnya, ” katanya.
Olehnya itu, dalam pertemuan nanti, pihaknya akan undang Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). “Termasuk dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sultra.
“Kita harus bahas RS jantung ini secara konfrehensif, sebelum pembahasan anggaran perubahan. Karena kita harus tau kebutuhan anggaran berapa, kekurangan berapa jadi harus ada analisis yang disampaikan kepada DPRD dari mereka. Karena membiayai bangunan RS jantung ini, bukan anggaran sedikit, “terangnya.
Ditambahkan, RS Oputa yi Ko tersebut dibangun multi years. Dan terkahir Pemprov menganggarkan pada APBD 2022. Kendati ada yang menyeberang di tahun 2023.
“Terkait dengan adanya adendum ini kita juga harus pertanyakan, termasuk dari pihak pelaksana, jadi kalau ada kendalanya, maka harus ada denda. Jadi intinya, kapan bisa diresmikan, kedua bagaimana dengan tenaga kerja, ketiga, bagaimana dengan kesiapan anggarannya, “tandasnya.
Sementara itu, Pelaksana Kontrak pengerjaan RS Jantung, Sofian Tibo menambahkan, untuk progres finishing saat ini sudah hampir 100 persen. Pihaknya mengagendakan akan segera melakukan PHO pada akhir Mei mendatang.
“Sudah mau test commitioning mulai besok. Seperti Lift, AC, IPAL dan lain-lain kita akan tes dulu. Kita rencana PHO akhir Mei, ” tambahnya. (Kam/kn)
