KENDARINEWS.COM–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra bersama Balai Karantina Pertanian melakukan pantauan ketersediaan bahan pokok di pasaran.
Kepala Badan Karantina Pertanian Sultra, Bambang mengungkapkan, dibulan puasa dan jelang lebaran Hari Raya Idul Fitri 1444 H, ketersediaan dan harga 12 bahan pangan pokok di Provinsi Sultra masih terpantau stabil. Bahkan masih normal dan cenderung turun khususnya harga cabe rawit. Namun pada komoditas beras premium masih mengalami kenaikan tetapi tidak signifikan.
“Beberapa harga bahan pokok seperti daging ayam, minyak goreng, bawang merah, kedelai, telur cukup stabil sesuai dari harga nasional, “kata Bambang usai melakukan pantauan terhadap stok dan stabilisasi harga stabilisasi harga 12 bapok di pasar tradisional Pasar Mandonga, akhir pekan kemarin.
Penanggung jawab monitoring ketersedian 12 Bapok di Provinsi Sultra ini menjelaskan, sebagai upaya dalam menjaga stabilisasi ketersediaan dan lonjakan harga bahan pokok di wilayah Sultra, kegiatan pasar murah perlu dilakukan.
“Sehingga diharapkan masyarakat dapat mengakses bahan pangan pokok berkualitas dengan harga terjangkau, serta menjaga agar inflasi tetap terkendali, ” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sultra, Ari Sismanto mewakili pemerintah menghimbau kepada sejumlah masyarakat agar tidak perlu khawatir untuk belanja dan membeli secara berlebihan Bapok.
“Karena semua bahan pokok masih dalam kategori yang stabil, baik dari segi ketersediaan maupun stabilitas harga terjaga, masyarakat perlu bijak belanja jangan menampung stok pangan berlebihan, “katanya.
Ari menjelaskan secara nasional data yang dihimpun dari Kementerian Pertanian dapat dipastikan ketersediaan pangan jelang lebaran dalam kondisi aman. Produksi padi pada tahun ini mencapai 13,79 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 0,56 persen. Sedangkan potensi luas panen selama Januari hingga April ini seluas 4,51 juta hektare.
“Jumlah ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) juga meningkat sebesar 2,13 persen apabila dibanding periode yang sama tahun 2022,” jelasnya.
Kemudian selama tahun 2022, lanjut Ari Sismanto, produksi beras juga naik 0,15 juta ton atau naik 0,29 persen dibandingkan tahun 2021.
“Yaitu dari 31,36 juta ton menjadi 31,54 juta ton, dengan konsumsi sebesar 30,20 juta ton, maka terdapat surplus sebesar 1,3 juta ton, ” tambahnya.
Kepala Karantina Kendari, Andi Faisal yang turut hadir dalam pemantauan stok dan harga Bapok itu menambahkan, pihaknya berkolaborasi dengan instansi terkait terus melakukan pengawalan dan monitoring ketersediaan pangan dan harga 12 bahan pokok selama Ramadan hingga jelang hari raya nanti.
“Pemantauan dilakukan di 17 Kabupaten dan Kota se- Sultra setiap minggunya guna menjaga agar stabilisasi harga bahan pangan pokok dan inflasi harga tetap terkendali, ” pungkas Andi.
Untuk diketahui, dalam kegiatan itu turut hadir Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (KKIP) Junaidi, dan Kepala BIN Daerah Sultra, Raden Toto Oktaviani. (Kam/kn)
