Tahi Lalat Tiba-Tiba Muncul di Kulit? Ini Penyebab dan Kapan Harus Waspada

KENDARINEWS.COM–Kemunculan tahi lalat secara tiba-tiba di kulit yang sebelumnya bersih bisa membuat sebagian orang merasa khawatir. Meski sebagian besar kasus tidak berbahaya, penting untuk memahami apa penyebabnya dan kapan kondisi ini perlu diwaspadai.

Tahi lalat (nevus) muncul akibat penumpukan melanosit, yaitu sel penghasil pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. Tahi lalat bisa berkembang sejak masa kanak-kanak hingga dewasa, dan dalam banyak kasus, ini merupakan kondisi jinak.

Namun, jika tahi lalat muncul secara mendadak dan menunjukkan perubahan bentuk, ukuran, atau warna, maka penting untuk segera memeriksakannya.

5 Penyebab Tahi Lalat Tiba-Tiba Muncul

Berikut adalah beberapa penyebab umum kemunculan tahi lalat baru di usia dewasa yang dilansir dari hellosehat:

1. Paparan Sinar Matahari

Sinar ultraviolet (UV) dari matahari adalah salah satu penyebab utama munculnya tahi lalat baru. Ketika kulit terpapar UV secara berulang, sel melanosit akan lebih aktif memproduksi melanin, sehingga memicu terbentuknya tahi lalat. Tahi lalat jenis ini sering muncul di area tubuh yang sering terkena matahari, seperti wajah, tangan, bahu, dan punggung.

2. Perubahan Hormon

Perubahan kadar hormon, terutama pada perempuan selama menstruasi, kehamilan, atau menopause, dapat merangsang pembentukan tahi lalat baru. Perubahan ini disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen yang berpengaruh terhadap aktivitas melanosit.

3. Mutasi Genetik

Beberapa kasus munculnya tahi lalat mendadak pada orang dewasa bisa dikaitkan dengan mutasi genetik, khususnya pada gen BRAF. Mutasi ini menyebabkan pertumbuhan berlebihan sel melanosit dan bisa memunculkan tahi lalat baru, meski umumnya tidak bersifat ganas.

4. Penuaan Kulit

Semakin bertambah usia, semakin banyak kulit terpapar sinar UV. Ini dapat menyebabkan peningkatan aktivitas melanosit, khususnya di area terbuka seperti wajah dan lengan. Tahi lalat baru sering kali mulai bermunculan pada usia 30–40 tahun.

5. Penggunaan Obat Tertentu

Beberapa jenis obat seperti kemoterapi, obat antimalaria, atau penghilang nyeri dapat memengaruhi pigmentasi kulit. Efek samping ini bisa menyebabkan hiperpigmentasi atau bahkan pembentukan tahi lalat baru. Namun, efek ini bersifat individual dan tidak terjadi pada semua orang.

Kapan Tahi Lalat Harus Diwaspadai?

Meskipun banyak tahi lalat baru yang bersifat jinak, perubahan tertentu bisa menjadi tanda awal kanker kulit (melanoma). Segera periksakan ke dokter jika terjadi:

  • Tahi lalat bertambah besar dalam waktu singkat
  • Bentuk pinggirannya tidak simetris atau tidak rata
  • Tahi lalat berubah warna atau memiliki lebih dari satu warna
  • Terasa gatal, nyeri, atau mengeluarkan darah/cairan
  • Muncul rasa tidak nyaman di sekitar area tahi lalat

Penting untuk memantau kondisi kulit secara rutin dan tidak mengabaikan perubahan yang mencurigakan.

Apakah Tahi Lalat Bisa Dicegah?

Meskipun tidak selalu bisa dicegah, risiko munculnya tahi lalat baru dapat dikurangi dengan:

  • Menghindari paparan sinar matahari langsung, terutama antara pukul 10.00–16.00
  • Menggunakan tabir surya (SPF minimal 30) saat beraktivitas di luar ruangan
  • Mengenakan pakaian pelindung dan topi saat berada di bawah sinar matahari
  • Melakukan pemeriksaan kulit secara berkala, terutama jika memiliki banyak tahi lalat atau riwayat keluarga dengan kanker kulit(*)