KENDARINEWS.COM–Makanan kaleng kerap menjadi pilihan cepat dan praktis bagi banyak orang, terutama di tengah kesibukan harian. Sayangnya, di balik kemudahan penyajian dan keawetannya, tersembunyi risiko kesehatan serius jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang.
Meskipun terlihat aman dengan adanya tanggal kedaluwarsa, makanan dalam kemasan kaleng tetap perlu dicermati. Kandungan bahan kimia, pengawet, serta potensi kontaminasi bisa berdampak buruk bagi tubuh.
Berikut adalah 5 bahaya utama dari makanan kaleng yang penting untuk kamu ketahui yang dilansir dari rri.co.id::
1. Kandungan Natrium dan Pengawet Tinggi
Banyak makanan kaleng mengandung natrium (garam) dan bahan pengawet dalam jumlah besar untuk memperpanjang umur simpan. Namun, konsumsi berlebihan natrium dapat:
- Meningkatkan tekanan darah
- Memicu risiko penyakit jantung
- Menyebabkan stroke dan gangguan ginjal
Makanan seperti sup kaleng, daging olahan, hingga sayur kalengan bisa mengandung hingga 30–50% dari kebutuhan harian natrium hanya dalam satu sajian.
2. Risiko Paparan BPA (Bisphenol A)
BPA adalah bahan kimia yang digunakan dalam lapisan dalam kaleng untuk mencegah karat dan kebocoran. Namun, senyawa ini dapat larut ke dalam makanan, terutama jika disimpan terlalu lama atau terpapar panas.
Dampak paparan BPA antara lain:
- Gangguan hormon (endokrin)
- Peningkatan risiko kanker payudara dan prostat
- Gangguan perkembangan otak dan sistem saraf
- Masalah pada kesuburan
Meskipun beberapa produsen sudah mulai mengurangi penggunaan BPA, tidak semua makanan kaleng bebas dari zat ini.
3. Gula dan Lemak Tambahan
Buah-buahan dalam sirup, makanan penutup kalengan, hingga makanan olahan daging kalengan kerap mengandung gula dan lemak tambahan yang tinggi. Jika dikonsumsi terus-menerus, bisa memicu:
- Obesitas
- Diabetes tipe 2
- Penyakit hati berlemak non-alkoholik
- Peradangan kronis
Label “buah kalengan” terdengar sehat, padahal kandungan sirupnya bisa setara dengan minuman bersoda.
4. Nutrisi Berkurang Akibat Proses Pengalengan
Proses pengalengan biasanya melibatkan pemanasan dalam suhu tinggi, yang bisa merusak beberapa vitamin penting, seperti:
- Vitamin C
- Vitamin B1 (tiamin)
- Asam folat
Hasilnya, meskipun bentuk makanannya masih utuh, nilai gizinya bisa jauh menurun dibandingkan makanan segar.
5. Risiko Kontaminasi Bakteri
Jika kaleng mengalami kerusakan atau penyimpanan yang tidak tepat, risiko kontaminasi bakteri Clostridium botulinum bisa muncul. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan serius (botulisme) yang berpotensi fatal, dengan gejala seperti:
- Mual dan muntah
- Kesulitan bernapas
- Kelumpuhan otot
Waspadai kaleng yang menggembung, penyok, atau berkarat itu bisa menjadi indikasi adanya kontaminasi.
Kesimpulan
Makanan kaleng memang memberikan kemudahan, terutama dalam kondisi darurat atau untuk stok di rumah. Namun, kamu perlu lebih cermat dalam memilih, menyimpan, dan mengonsumsinya. Tidak semua makanan kaleng berbahaya, tetapi kebiasaan mengonsumsinya secara berlebihan jelas bisa mengancam kesehatan.
Batasi konsumsi, baca label dengan teliti, dan utamakan makanan segar untuk menjaga kesehatan jangka panjang.(*)
