KENDARINEWS.COM–Istilah bullying berasal dari kata bull yang berarti banteng—hewan bertanduk yang dikenal agresif dan suka menyeruduk. Sejalan dengan maknanya, bullying adalah perilaku menyerang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap individu yang dianggap lebih lemah, baik secara fisik maupun mental.
Dalam konteks sekolah, bullying bukan hanya sekadar kenakalan remaja. Ini adalah bentuk kekerasan yang bisa memberi dampak jangka panjang pada mental, kepercayaan diri, hingga perkembangan sosial korban.
Apa Itu Bullying?
Bullying adalah penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan yang dilakukan secara sengaja dan berulang kepada seseorang yang lebih lemah. Korban sering kali tidak mampu membela diri karena berbagai keterbatasan, seperti fisik, psikologis, atau sosial.
Jenis-Jenis Bullying
- Bullying Fisik
- Contoh: memukul, menampar, menendang, menjambak, meludahi, melempar benda, memalak.
- Dampak: Luka fisik, trauma, ketakutan ekstrem, enggan ke sekolah.
- Bullying Verbal
- Contoh: menghina, mengejek, memaki, mempermalukan di depan umum, menyebarkan gosip.
- Dampak: Rasa rendah diri, malu, minder, kehilangan harga diri.
- Bullying Psikologis/Mental
- Contoh: mengucilkan, meneror secara diam-diam, memandang sinis, memelototi, mendiamkan.
- Dampak: Trauma jangka panjang, kecemasan sosial, depresi.
Cara Efektif Mengatasi Bullying di Sekolah
Pencegahan dan penanganan bullying harus dilakukan secara menyeluruh oleh semua pihak guru, siswa, hingga orang tua. Berikut strategi yang bisa diterapkan, seperti dilansir dari detik.com:
1. Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman dan Nyaman
- Sekolah wajib membangun budaya positif yang menolak segala bentuk kekerasan atau intimidasi.
2. Memberikan Sanksi Tegas kepada Pelaku
- Tindakan tegas harus diberikan agar pelaku jera, namun tetap dalam pendekatan edukatif.
3. Mengajarkan Penyelesaian Masalah Secara Damai
- Guru dan orang tua perlu mengajarkan bahwa musyawarah lebih baik daripada kekerasan.
4. Menanamkan Nilai Moral dan Agama
- Siswa perlu diajarkan untuk saling menghargai dan memiliki empati sejak dini.
5. Konseling untuk Korban Bullying
- Siswa yang menjadi korban harus mendapatkan pendampingan psikologis agar tidak trauma jangka panjang.
6. Desain Program Anti-Bullying di Sekolah
- Sekolah bisa membuat program kampanye dan kebijakan zero tolerance terhadap bullying.
7. Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua
- Komunikasi dua arah antara guru dan orang tua penting untuk menyelesaikan masalah lebih cepat dan tuntas.
8. Memberikan Kasih Sayang di Rumah
- Anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh cinta cenderung tidak menjadi pelaku maupun korban bullying.
9. Pendampingan dalam Mengakses Media
- Orang tua perlu memantau konten yang dikonsumsi anak di media sosial, TV, dan internet.
10. Mengajarkan Etika Sosial Sejak Dini
- Anak perlu diajarkan untuk menghormati orang lain dan tidak menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
Ingat!
Bullying bukan masalah sepele. Jika tidak ditangani, efeknya bisa menghancurkan masa depan korban. Sekolah harus menjadi ruang aman bagi semua siswa untuk tumbuh dan berkembang.(*)
