KENDARINEWS.COM –Pagi penuh haru mewarnai penyerahan bantuan pemutihan ijazah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di SMA Islam Said Na’um, Tanah Abang, Kamis (21/8/2025). Dari ratusan pelajar yang hadir, seorang ibu bernama Nia (40) tampak berdiri sendiri di barisan. Ia datang bukan untuk mengambil ijazah anak yang melanjutkan sekolah, melainkan ijazah mendiang putranya, Irgy Satya.
Irgy, yang seharusnya kini duduk di bangku kelas 2 SMA, meninggal dunia pada 15 Juni lalu setelah menjadi korban tawuran di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.
“Anak saya tawuran, dibacok lehernya, pundak, paha,” tutur Nia dengan suara lirih.
Ijazah SMP yang seharusnya menjadi syarat melanjutkan pendidikan kini hanya menjadi kenangan bagi keluarga. Meski sang suami sempat mempertanyakan tujuan mengambil ijazah, Nia tetap bersikeras.
“Ya buat kenang-kenangan aja. Tadinya ayahnya bilang ngapain juga ambil, tapi namanya ibu, tetap mau ambil,” katanya dikutip dari cnn indonesia.
Dalam kesempatan itu, Nia sempat bertemu langsung dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. Ia menyampaikan kisah duka kehilangan anak akibat tawuran. Pramono pun memberi penguatan.
“Yang kuat ya bu, mudah-mudahan bermanfaat,” ucapnya singkat.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov DKI menyerahkan pemutihan sebanyak 1.897 ijazah. Program ini ditujukan bagi siswa yang pernah menempuh pendidikan, tetapi ijazahnya tertahan karena tunggakan administrasi sekolah.
Hingga kini, sudah 3.212 ijazah diputihkan dengan anggaran sekitar Rp12 miliar. Pemprov DKI menargetkan total 6.652 ijazah bisa diputihkan pada tahun ini.(*)
