KENDARINEWS.COM—Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto telah melantik para Menteri dan Wakil Menteri (Wamen) yang akan mengisi jajaran Kabinet Merah-Putih. Terdapat 48 Menteri dan 56 Wamen dalam kabinet yang dilantik di Istana Negara Jakarta, 21 Oktober 2024.
Dari ratusan nama yang dikukuhkan sebagai Menteri dan Wamen oleh Presiden Prabowo, tidak satupun perwakilan dari Sulawesi Tenggara (Sultra). Padahal, belum lama ini Presiden telah memanggil salah satu tokoh Sultra yang digadang-gadang mengisi kabinetnya.
Tidak adanya perwakilan Sultra dalam kabinet merah putih Pemeritnahan Prabowo-Gibran sangat disayangkan beberapa pihak.
Pakar Ilmu Pemerintahan, Andi Awaluddin Ma’aruf sangat menyayangkan tidak terakomodirnya tokoh Sultra dalam kabinet merah-putih.
Menurutnya, Sultra seharusnya kebagian slot (bagian) dalam jajaran kabinet merah-putih baik itu posisi menteri atau wamen mengingat kontribusi daerah terhadap kemajuan negara ini cukup besar.
“Sebenarnya negara kita harus adil. Harus ada keterwakilan daerah. Misalnya Pak Ali Mazi atau Pak Anton Timbang bisa masuk jajaran kabinet mengingat kontribusinya yang cukup besar untuk daerah dan negara ini,” ungkap Andi Awaluddin Ma’aruf.
Kendati demikian, Andi Awaluddin Ma’aruf memaklumi kebijakan yang dipilih Presiden Prabowo mengingat terdapat pertimbangan lain dalam menetapkan susunan kabinetnya dan sudah menjadi hak prerogatif kepala negara.
“Kita berharap mereka yang dilantik bisa bekerja maksimal demi menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat,” ungkap Andi Awaluddin Ma’aruf.
Senada, Pengamat Politik, Dr.Najib Husain juga menyayangkan tidak adanya keterwakilan Sultra dalam jajaran kabinet Presiden Prabowo. Padahal menurutnya, Sutlra telah berkontribusi besar bagi pembangunan nasional.
“Kita kembalikan persoalan keadilan negara. Bagaimana negara mampu melirik Sulawesi Tenggara yang telah memberikan kontribusi misalnya disektor pertambangan untuk negara. Kontribusinya sekitar 45 pesen.” ungkapnya.
Kendati demikian, ia sudah memprediksi jika keterwakilan Sultra di kabinet Merah Putih sulit terwujud dikarenakan sejak Indonesia merdeka belum ada satupun menteri maupun Wamen yang berasal dari Sultra.
“Jika berbicara soal kemampuan skala nasional, orang Sultra tidak kalah dengan daerah lain. Hanya yang menjadi persoalan, sebelumnya belum ada orang Sultra yang menjadi menteri. Itu yang sulit menjadi batu loncatan nya (jadi menteri).” tandas Najib.(kn)
