Kiprah Bidan ‘Mumtihana’ Asal Pelosok Desa yang Go Internasional, Begini Ceritanya

KENDARINEWS.COM–Puskesmas Iwoimendaa terletak di Kecamatan Iwoimendaa yang merupakan kecamatan paling ujung di bagian utara Kabupaten Kolaka. Untuk menjangkau puskesmas tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor dari Ibukota kabupaten.  Namun siapa sangka, di puskesmas yang terletak di pelosok Bumi Mekongga tersebut terdapat seorang bidan yang go internasional.

Dia adalah Mumtihana Muchlis. Wanita yang biasa disapa Bidan Hana itu baru saja mengikuti kongres internasional yang diadakan di Bali, 10-15 Juni 2023 lalu. Untuk mengikuti kongres yang diinisiasi oleh International of Confederation Midwives (ICM) / Konfederasi Bidan Internasional yang berlokasi di Belanda tersebut, tidaklah mudah. Sebab, jumlah pesertanya dibatasi dan melalui seleksi ketat. Lantas, seperti apa perjuangan Bidan Hana untuk mengikuti kongres internasional tersebut dan apa motivasinya?

Rona bahagia masih terpancar dari wajah  Bidan Hana saat ditemui di tempat kerjanya, di Puskesmas Iwoimendaa.  Wanita berhijab tersebut baru saja kembali berkantor setelah mengikuti kongres internasional yang digelar di Bali, pekan lalu. Proses, keseruan, hingga kesan yang didapatkannya selama mengikuti kongres internasional disampaikan Bidan Hana, seperti ini

Bidan Hana menuturkan, untuk mengikuti kongres internasional tersebut tidaklah mudah. Sebab, bidan yang ingin hadir dalam kegiatan tersebut juga harus merogoh kocek lebih dalam.

“Proses mengikuti kongres yang pertama adalah registrasi. Biayanya lumayan mahal yaitu $915, itu diluar akomodasi seperti transportasi, hotel dan makan. Itu kalau ditotal bisa puluhan juta. Tapi Alhamdulillah, karena saya dapat beasiswa maka semuanya gratis karena ditanggung panitia,” bebernya.

Wanita kelahiran 1987 silam itu mengaku, bahwa untuk mendapatkan beasiswa itu juga tak segampang membalikkan telapak tangan. Sebab, dirinya harus bersaing dengan ratusan peserta lainnya. “Alhamdulillah saya dinyatakan lolos dan menjadi satu dari 30 penerima beasiswa tersebut hingga berhak mendapatkan kesempatan emas untuk mengikuti kegiatan ICM Congress secara gratis dengan seluruh biaya akomodasi ditanggung oleh panitia,” ujarnya.

Bidan yang resmi menjadi abdi negara di Pemkab Kolaka sejak tahun 2022 lalu tersebut tak mau hanya sekadar hadir dan memeriahkan kegiatan. Namun, dalam kongres internasional tersebut, Bidan Hana juga ingin menyampaikan gagasannya terkait kebidanan. Tetapi, untuk menyampaikan gagasan melalui karya ilmiah itu tidaklah mudah. Sebab ada ribuan peserta yang hadir dan juga ingin mempresentasikan gagasannya.

“Bagi yang mau presentasi oral atau poster dapat mengirimkan abstrak artikelnya untuk diseleksi. Alhamdulillah, poster saya diterima dan di sana saya juga presentasi poster,” tuturnya.

Bidan Hana menjelaskan, kongres ICM merupakan perhelatan bidan internasional terbesar yang diadakan per tiga tahun. Kata dia kegiatan itu bertujuan untuk mengembangkan kapasitas dan profesionalisme bidan serta sebagai wadah berkumpulnya bidan dari seluruh dunia guna membangun relasi dan menumbuhkan ide untuk kemajuan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kongres tersebut dirancang ke dalam beragam sesi kolaboratif, inovatif dan interaktif yang dibawakan oleh praktisi-praktisi handal kesehatan global sesuai bidangnya. 

“Peserta kongres itu dihadiri lebih 2.500 bidan dari 130 negara, diantaranya Amerika, Inggris, Australia, Jepang, dan Uganda. Untuk peserta dari Indonesia saya kurang tahu persis jumlahnya. Namun, yang jelas setiap provinsi itu semuanya memiliki perwakilan dari organisasi profesi, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) provinsi. Sedangkan dari Sulawesi Tenggara (Sultra) itu ada tiga orang perwakilan. Dua orang perwakilan IBI Sultra dan satunya melalui jalur beasiswa, dan Alhamdulillah bisa mengikuti kongres tersebut melalui jalur beasiswa,” katanya.

Banyaknya persyaratan dan tantangan yang harus dilewati untuk mengikuti kongres tersebut tak menyurutkan semangat Bidan Hana. Anak dari pasangan Muchlis Saleh dan Syamsulkhurriyah memiliki motivasi yang besar dibalik keinginannya mengikuti kongres internasional tersebut. “Motivasi saya mengikuti kongres internasional tersebut adalah ingin belajar, menambah wawasan, mengupdate ilmu dan keterampilan dari para pakar-pakar kesehatan global,” ungkapnya.

Bidan Hana mengatakan, melalui kongres internasional tersebut, dirinya juga bisa membangun relasi untuk pengembangan diri dan institusi tempat ia bekerja, yaitu Puskesmas Iwoimendaa. “Sebagai bentuk kontribusi, saat ini saya aktif membagikan pengalaman, ilmu, keterampilan dan wawasan yang telah saya dapat melalui media sosial (@hana_muchlis). Saya juga mempersilahkan siapapun untuk bertanya dan berdiskusi terkait hal tersebut,” ujarnya

Alumni Stikes Aisyiyah Yogyakarta tersebut berharap, bidan Indonesia khususnya bidan di Sultra juga dapat merasakan atmosfer dan semangat positif dari kongres internasional. Sehingga, bisa mendapat wawasan dan pengetahuan yang terupdate, serta termotivasi untuk terus belajar dan berkarya demi kemajuan bidan dan pelayanan kesehatan ibu, anak dan perempuan. 

“Saya berharap agar lebih banyak lagi bidan Indonesia yang mempunyai kesempatan untuk mengikuti kongres berikutnya. Adapun kongres selanjutnya di tahun 2026 akan digelar di Lisbon, Portugal,” tutur Bidan Hana. (Zulfadli/kn)