Songsong Indonesia Emas 2045, La Bakry Kembangkan Komoditas Unggul

KENDARINEWS.COM — Masa jabatan La Bakry sebagai bupati Buton memang akan berakhir Agustus 2022 mendatang. Namun buah pengabdiannya selama 5 tahun terakhir tetap masih bisa dipetik hingga 25 tahun ke depan. La Bakry sudah menancapkan fondasi sektor pertanian dengan sangat kokoh. Itu dilakukannya melalui program pembudidayaan tanaman pala dan kelapa genjah. Cukup punya lahan siap tanam, petani sudah bisa memiliki kebun pala ataupun kelapa genjah.

Tiga tahun digalakkan, program penyediaan bibit unggul untuk para petani itu mulai membuahkan hasil. Bupati La Bakry di setiap kunjungannya ke desa selalu menyempatkan waktunya untuk memantau kebun pala atau kelapa genjah milik petani. Petani memang belum panen, tapi aura keberhasilan sudah mulai tercium sejak dini. Sebab, pala dan kelapa genjah sudah tumbuh subur di lahan petani. 3 hingga 5 tahun ke depan panen sudah bisa dimulai.

Seremoni penanaman kelapa genjah.

Pembagian bibit unggul pala dan kelapa genjah telah menjadi program tahunan bagi Pemkab Buton. Menyasar para petani dan pemilik lahan, pemerintah mendorong sektor pertanian lebih kuat lagi menyanggah perekonomian masyarakat dan daerah.

Sampai hari ini, pemerintah sudah memproduksi kurang lebih 80 ribu bibit pala. Jika setengahnya saja yang berhasil, bisa diprediksi betapa suksesnya petani buton ke depannya. Bahkan pala Banda yang ada di Buton bisa saja mengalahkan daerah asalnya. “Ini bukan mimpi yang mengada-ngada, tapi sangat mungkin kita wujudkan,” tambahnya.

Bupati Buton La Bakry (duduk tengah) melakukan penanaman kelapa genjah.

Di bawah komando Bupati La Bakry, sektor pertanian Buton memang mulai menemukan ruhnya. Sejak 2019 lalu, Pemkab Buton sudah mulai pendorong petani untuk mengembangkan tanaman pala dan kelapa genjah. Dua komoditi itu bisa menjadi primadona pertanian Buton di masa mendatang. Selain cocok dengan tingkat kesuburan tanah, nilai ekonominya juga cukup menjanjikan.

“Ini sejalan dengan nawacita pak presiden Jokowi, menuju Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang pendapatan perkapita kita sudah 27 juta perbulan. Nah, itu bisa dicapai para patani kita dengan hasil pertanian seperti pala dan kelapa genjah, karena memang nilai jualnya tinggi sekali,” jelasnya.

Tanaman pala dan kelapa genjah kata dia bisa dipanen sepanjang tahun. Harganya pun cukup menggiurkan, bisa mencapai 40 hingga 100 ribu rupiah perkilogramnya. Pemasarannya pun luas hingga ke luar negeri. “Jadi jangan takut, ikhtiar kita ini sangat besar peluangnya berhasil, yang penting petani juga terus belajar dan berusaha. Pemerintah siapkan bibitnya, lahan banyak, tinggal kemauan saja,” terangnya.

Selain menyiapkan bibit, bupati La Bakry terus menggalakkan pningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam tehnologi budidaya tanaman pala dan kelapa genjah itu. Menurutnya, perpaduan tanah yang subur dan komoditi yang cocok belum cukup mendorong peningkatan sektor pertanian. “Keberhasilan pertanian juga terletak pada kekuatan petani dan para penyuluh. Sumber daya manusianya menjadi penentu saat kita bercocok tanam,” katanya.

Bupati Buton La Bakry memanen buah pala

Lanjut dia, perkembangan ilmu dan teknologi membuat sektor pertanian juga menawarkan banyak kemudahan. Sehingga pertanian modern yang berbudaya industri harus menjadi acuan dalam meningkatkan pendapatan petani, yang dalam pelaksanaanya memperhatikan potensi wilayah.

“Ilmunya kita harus punya, bagaimana memelihara pala itu, kelapa genjah itu, kemudian kita juga harus manfaatkan teknologi, jangan tradisional terus, sekarang zaman sudah berkembang,” lanjut dia.

Bupati Buton La Bakry (tengah) giat mengembangkan komoditas pertanian.

Bukan hanya itu, La Bakry juga menyempurnakan strategi pembangunan sektor pertaniannya dengan pemberian bantuan alat pertanian pada petani. Misalnya bantuan alat pengendali hama tanaman. Peralatan itu dialokasikan melalui APBD. (b/lyn/adv)