KENDARINEWS.COM — PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus mendorong berbagai inovasi dalam pengelolaan energi panas bumi melalui Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Langkah ini tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasinya.
“Kami berkomitmen menjadikan Kamojang sebagai pusat inovasi yang membuktikan bagaimana energi panas bumi dapat memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar General Manager PGE Area Kamojang, I Made Budi Kesuma Adi Putra, di Kamojang, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (6/11/2025).
Salah satu inovasi unggulan yang dikembangkan adalah Geothermal Dry House, pemanfaatan panas bumi secara langsung (direct use) pertama di dunia. Teknologi ini memungkinkan petani memanfaatkan uap panas bumi dari PLTP Kamojang untuk mempercepat proses pengeringan kopi.
Dengan teknologi tersebut, waktu pengeringan kopi yang sebelumnya memakan waktu 30–45 hari kini hanya membutuhkan 3–10 hari. Efisiensi ini berhasil meningkatkan pendapatan petani hingga tiga kali lipat, bahkan kopi Kamojang kini telah menembus pasar Jepang, Korea, dan Eropa.
Selain itu, PGE juga mengembangkan Geothermal Fishery, inovasi yang memanfaatkan panas bumi untuk membantu peternak ikan mengembangbiakkan ikan mas dan ikan nila di wilayah bersuhu rendah. Program yang berjalan sejak 2024 ini terbukti meningkatkan hasil panen peternak hingga dua kali lipat.
Tak berhenti di situ, PGE kini menjalankan program GEMAH KARSA (Geothermal Empowerment for Maximizing Agriculture through Kamojang Responsible and Sustainable Farming). Program ini memberdayakan 2.647 penerima manfaat, terutama kelompok rentan, melalui kegiatan pertanian berkelanjutan berbasis energi panas bumi, penyediaan air bersih, dan produksi pupuk organik.
Made Budi menegaskan, seluruh program inovasi dan pemberdayaan ini menjadi bagian dari komitmen PGE untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan bisnis dan kesejahteraan masyarakat.
“Keberadaan PLTP Kamojang tidak hanya memberikan manfaat energi, tetapi juga nilai sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Melalui berbagai program pemberdayaan, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah pengembangan energi panas bumi juga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan komunitas lokal,” pungkas Made Budi.(*)
