Poseidon, Drone Nuklir Bawah Laut Rusia Berhasil Diuji Coba

KENDARINEWS.COM — Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu mengumumkan bahwa pasukannya berhasil menguji coba Poseidon, drone bawah laut bertenaga nuklir yang juga memiliki kemampuan nuklir. Senjata canggih ini diklaim Moskow dapat memicu tsunami radioaktif hingga 500 meter di wilayah musuh jika dioperasikan, dikutip dari SINDONews.com.

Tes Poseidon menjadi uji coba senjata nuklir kedua yang dilakukan Rusia dalam beberapa hari terakhir. Pada Minggu lalu, Putin juga memantau uji coba rudal jelajah Burevestnik yang bertenaga nuklir dan disebut memiliki jangkauan tak terbatas.

“Kemarin, uji coba lain dilakukan untuk sistem prospektif lainnya, perangkat bawah air tak berawak Poseidon, yang juga dilengkapi dengan unit tenaga nuklir,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi saat mengunjungi rumah sakit militer yang merawat tentara Rusia yang terluka di Ukraina.

Pemimpin Rusia menekankan bahwa torpedo drone ini tidak bisa dicegat, mampu melaju lebih cepat daripada kapal selam konvensional, dan dapat mencapai benua mana pun. Poseidon diklaim memiliki kecepatan hingga 70 knot dan dapat beroperasi pada kedalaman lebih dari satu kilometer tanpa terdeteksi.

Pertama kali diuji pada 2018, perangkat ini dapat membawa hulu ledak nuklir hingga dua megaton, menurut sumber di kompleks industri militer Rusia yang dikutip TASS, Kamis (30/10/2025). Putin menambahkan, “Kemungkinan besar hal serupa tidak akan muncul dalam waktu dekat.”

Langkah uji coba Poseidon ini terjadi meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya menilai uji coba rudal nuklir Burevestnik tidak tepat dan mendesak Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Trump bahkan membatalkan rencana pertemuan puncak dengan Putin pekan lalu karena menilai pemimpin Rusia tidak bersedia berkompromi.

Washington juga baru-baru ini menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, menyebut perundingan dengan Moskow untuk mengakhiri perang Ukraina “tidak membuahkan hasil.”

Putin pertama kali mengumumkan pengembangan Burevestnik dan Poseidon pada 2018 dalam pidato anti-Barat yang menegaskan ambisi militer Rusia di era modern. (*)