Berita Terbaru: Goyang Kaki Bukan Sekadar Kebiasaan, Ini 5 Alasan Psikologisnya

KENDARINEWS.COM–Selama ini kebiasaan menggoyangkan kaki sering kali dianggap sebagai gejala restless legs syndrome (RLS). Namun menurut para ahli psikologi, goyangan kaki juga bisa menjadi sinyal dari kondisi mental atau emosional seseorang, bahkan tanpa disadari.

Faktanya, hampir setiap orang pernah menggoyangkan kaki saat duduk atau dalam kondisi tertentu. Meski terkesan sepele, kebiasaan ini ternyata memiliki makna psikologis yang dalam. Dilansir dari hellosehat, berikut lima alasan mengapa seseorang sering menggoyangkan kaki menurut ilmu psikologi.

1. Mencoba Menyalurkan Kecemasan

Menurut Mount Sinai Health System, kecemasan bisa memicu agitasi fisik, termasuk pada kaki. Gerakan kaki yang tidak disadari ini merupakan respons alami tubuh untuk meredakan kegelisahan. Jika terjadi terus-menerus, bisa jadi ini merupakan gejala dari gangguan kecemasan yang lebih serius.

2. Melimpahnya Energi Akibat Kafein atau ADHD

Kebiasaan menggoyangkan kaki juga dapat muncul setelah mengonsumsi stimulan seperti kopi atau minuman berkafein. Bagi sebagian orang, ini merupakan cara tubuh membuang kelebihan energi. Pada penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gerakan ini bahkan bisa menjadi ciri khas karena mereka cenderung hiperaktif dan membutuhkan saluran fisik untuk melepaskan energi.

3. Gejala Sindrom Kaki Gelisah (RLS)

RLS adalah kondisi neurologis yang menyebabkan dorongan tak tertahankan untuk menggerakkan kaki, terutama saat sedang beristirahat. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, sindrom ini berhubungan dengan gangguan pada sistem saraf pusat. Jika Anda merasa kaki bergoyang tanpa bisa dikendalikan, bisa jadi ini adalah tanda dari RLS dan sebaiknya diperiksakan ke dokter.

4. Ekspresi Emosi: Dari Bosan Hingga Bersemangat

Dalam banyak kasus, menggoyangkan kaki adalah bentuk ekspresi emosional seperti rasa bosan, tidak sabar, atau bahkan terlalu bersemangat. Beberapa orang melakukannya secara sadar, sementara yang lain mungkin tidak menyadarinya. Hal ini tergolong wajar dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika sudah mengganggu aktivitas harian.

5. Mekanisme Tubuh Mengurangi Stres

Ketika menghadapi tekanan atau stres, otot tubuh bisa menjadi tegang, termasuk otot kaki. Gerakan menggoyangkan kaki muncul sebagai cara alami tubuh untuk meredakan ketegangan tersebut. Studi dari The Primary Care Companion for CNS Disorders bahkan mencatat bahwa penderita PTSD kerap melakukan gerakan ini sebagai respons terhadap stres.

Perlukah ke Psikolog Jika Kaki Sering Bergoyang?

Selama kebiasaan ini tidak mengganggu kehidupan sehari-hari, menggoyangkan kaki tidak dianggap sebagai masalah serius. Namun, jika sudah memengaruhi kenyamanan mental atau menjadi gejala dari gangguan psikologis, konsultasi dengan psikolog sangat disarankan. Profesional kesehatan mental dapat membantu mengidentifikasi akar masalah serta memberikan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Menggoyangkan kaki bukan hanya soal kebiasaan atau sindrom kaki gelisah. Dari sudut pandang psikologi, gerakan ini bisa menjadi sinyal dari berbagai kondisi emosional dan mental seperti kecemasan, stres, kelebihan energi, hingga ADHD. Penting untuk memahami konteksnya agar bisa menentukan apakah ini hal wajar atau perlu perhatian lebih lanjut.(*)