KENDARINEWS.COM –Polres Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mendalami penyebab kematian Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian Ruma (30), aktivis lingkungan sekaligus guru SMPN 1 Nangaroro, yang ditemukan tewas di sebuah gubuk di Kampung Wodo Mau, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Jumat (5/9).
Kapolres Nagekeo, AKBP Rachmad Muchamad Salili, menyampaikan pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian korban karena masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.
“Kami masih pendalaman, belum bisa memastikan (penyebab kematian). Beberapa saksi sudah diperiksa, termasuk orang yang pertama menemukan jenazah, kepala desa, ketua RT, dan pihak keluarga,” ujar Rachmad, Selasa (9/9).
Polisi juga berencana melakukan ekshumasi dan autopsi terhadap jenazah korban untuk memastikan penyebab kematian. Namun, langkah itu akan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak keluarga.
Menurut Rachmad, hasil visum luar tidak dapat memastikan penyebab kematian karena kondisi jenazah sudah membusuk saat ditemukan. Diduga korban telah meninggal dunia empat hari sebelum jasadnya ditemukan.
“Jenazah ditemukan sudah dalam keadaan membengkak dan membusuk, sehingga hasil visum luar tidak bisa memastikan sebab-sebab kematian,” jelasnya dikutip dari cnn indonesia.
Saat ditemukan, korban berada dalam kondisi tergantung dengan tali sepatu miliknya. Lutut korban masih menekuk dan telapak kaki menyentuh lantai bambu gubuk. Barang-barang pribadi seperti tas, sepatu, sandal, dan telepon genggam masih ada di sekitar lokasi, sementara sepeda motor korban ditemukan terparkir di luar gubuk.
Hingga kini, polisi belum berani menyimpulkan apakah kematian Vian Ruma berkaitan dengan dugaan tindak pidana atau faktor lain. Penyelidikan terus dilakukan, termasuk dengan memeriksa saksi tambahan.(*)
