KENDARINEWS.COM –Kepolisian mengungkapkan tiga dari delapan korban kecelakaan helikopter BK117 D3 milik Estindo Air yang jatuh di kawasan hutan Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, merupakan warga negara asing (WNA). Ketiganya berasal dari Amerika Serikat, India, dan Brasil.
Dikutip dari cnn indonesia, helikopter nahas tersebut dilaporkan hilang sejak Senin (1/9) pagi dan baru ditemukan pada Rabu (3/9) sekitar pukul 14.45 WITA di tengah hutan Kalimantan Selatan. Proses evakuasi yang melibatkan Tim SAR gabungan berlangsung hingga Kamis (4/9) malam.
Kabid Dokkes Polda Kalsel, Kombes Muhammad El Yandiko, menjelaskan delapan jenazah sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Banjarmasin untuk proses identifikasi. “Tiga WNA dan lima WNI, masih proses identifikasi siapa yang hangus dan siapa yang utuh badannya. Butuh waktu dan proses,” ujarnya dalam konferensi pers Operasi DVI Polri, Jumat (5/9).
Dari delapan korban, lima jasad dapat dikenali dengan mudah oleh tim forensik, sementara tiga lainnya dalam kondisi hangus dan tidak utuh. Korban yang sudah teridentifikasi antara lain Kapten Haryanto (pilot), Hendra (teknisi), serta penumpang Iboy Irfan Rosa, Yudi Febrian, dan Andys Rissa Pasulu.
Adapun penumpang WNA yang tercatat dalam manifes ialah Mark Weren (AS), Santha Kumar (India), dan Claudine Quito (Brasil). Identitas tiga jasad hangus diduga kuat merupakan mereka, namun masih menunggu konfirmasi resmi melalui uji forensik dan pencocokan data antemortem.
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menuturkan proses evakuasi berjalan sulit karena medan yang terjal dan lokasi jatuhnya helikopter berada 700 meter dari titik koordinat awal yang diberikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Saat ini, Tim DVI Polri masih bekerja mengidentifikasi jasad yang rusak berat, sementara penyelidikan mengenai penyebab jatuhnya helikopter akan ditangani lebih lanjut oleh KNKT.(*)
