KENDARINEWS.COM –Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifuddin menyesalkan tindakan represif aparat kepolisian saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas), Jalan Tamansari, Bandung, Senin (1/9) malam.
Hetifah menilai kampus seharusnya menjadi ruang intelektual, bukan arena kekerasan. Ia berharap lingkungan akademik tetap aman dan damai meski diwarnai perbedaan pendapat.
“Kami juga meminta aparat keamanan untuk hadir secara profesional dan proporsional dalam mengawal dinamika di kampus, serta tidak menambah ketegangan dengan tindakan yang berlebihan,” ujar Hetifah dalam keterangannya, Selasa (2/9) dikutip dari cnn indonesia.
Meski demikian, Hetifah turut mengingatkan mahasiswa agar menyampaikan aspirasi secara tertib dan menghormati nilai-nilai akademis. Ia mengimbau semua pihak waspada terhadap provokasi dari oknum yang ingin memperkeruh situasi.
Situasi Memanas di Tamansari
Kericuhan di Bandung kembali pecah setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa hingga ke dalam area kampus Unisba dan Unpas, Selasa (2/9) dini hari. Sejumlah video aksi represif itu tersebar luas di media sosial dan menuai kecaman publik.
Polda Jawa Barat membela langkah aparat dengan menyebut kericuhan dipicu oleh kelompok berpakaian hitam yang diduga anarko. Kelompok ini disebut menutup jalan dengan batu, kayu, dan ban terbakar di Jalan Tamansari.
“Di saat yang sama ada sekelompok orang memakai baju hitam, diduga sebagian besar adalah anarko. Mereka menutup jalan dan membentuk blokade di Tamansari,” jelas Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan.
Kapolda Jabar: Sudah Sesuai Aturan
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan menegaskan tindakan aparat, termasuk penggunaan gas air mata, sudah sesuai Perkap Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan.
“Kami berbekal mempedomani perkap dan UU. (Kondisi di Jalan Tamansari) itu melempar batu dan indikasi anarkis. Membahayakan petugas dan masyarakat,” kata Rudi.
Ia menambahkan, instruksi Kapolri Listyo Sigit dan Presiden Prabowo Subianto jelas: aparat harus tegas terhadap aksi vandalisme dan anarkisme.
Kompolnas Dalami Dugaan Kekerasan
Sementara itu, Komisioner Kompolnas Chairul Anam menyatakan pihaknya sudah menurunkan tim investigasi ke Bandung untuk mengusut dugaan kekerasan aparat di kampus.
“Yang di Bandung sedang kami dalami,” ujarnya kepada wartawan di Propam Polri, Jakarta, Selasa (2/9).(*)
