Terlalu Sensitif dan Gampang Baper? Ini 7 Cara Sehat untuk Mengelolanya

KENDARINEWS.COM–Pernah merasa tersinggung hanya karena komentar biasa? Atau kepikiran terus padahal orang lain sudah lupa? Kalau ya, bisa jadi kamu adalah orang dengan sensitivitas tinggi—alias gampang baper.

Sifat ini memang bukan hal yang salah, tapi jika berlebihan bisa mengganggu kesehatan mental dan hubungan sosial. Kabar baiknya, sifat terlalu sensitif bisa dikelola, lho! Berikut penjelasan lengkapnya.

Kenapa Ada Orang yang Lebih Sensitif?

Beberapa orang memang terlahir dengan tingkat sensitivitas yang lebih tinggi dari rata-rata. Bukan karena lemah, tapi karena sistem saraf mereka lebih aktif dalam merespons rangsangan, baik emosional maupun sensorik seperti suara, cahaya, atau bahkan bau.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh aktivitas otak, terutama di bagian insula, yang berperan dalam mengenali dan mengolah perasaan. Tak heran jika banyak seniman, penulis, atau orang kreatif lain tergolong sangat sensitif—karena mereka cenderung lebih peka terhadap detail dan empati.

Namun, sensitivitas berlebihan juga bisa membawa beban mental. Sebuah penelitian bahkan mengaitkannya dengan gen 5-HTLPR, yang berhubungan dengan gangguan psikologis seperti depresi.

7 Cara Mengatasi Sifat Sensitif Berlebihan

Sensitif bukan berarti lemah. Justru, jika bisa dikelola, kamu akan memiliki empati dan kepekaan yang luar biasa. Dilansir dari hellosehat, berikut cara-cara agar sifat ini tidak jadi bumerang.

1. Terima Dulu, Jangan Menolak Perasaan

Langkah pertama adalah menerima bahwa kamu memang lebih peka. Itu bukan kelemahan—itu bagian dari diri kamu. Emosi seperti marah, sedih, dan kecewa adalah manusiawi. Menerima perasaan ini membantu kamu lebih tenang dalam menghadapinya.

2. Kenali Emosi yang Muncul

Saat emosi muncul, jangan buru-buru melabelinya sebagai “berlebihan”. Tanyakan pada diri sendiri: Apa yang sebenarnya saya rasakan? Kenapa saya tersinggung?

Dengan memahami akar emosi, kamu bisa menanggapi situasi dengan lebih bijak, bukan hanya reaktif.

3. Stop Menghakimi Perasaan Sendiri

Banyak orang sensitif justru terjebak dalam self-talk negatif: “Saya terlalu lebay,” atau “Seharusnya saya nggak sekesal ini.” Padahal, mengkritik diri seperti ini malah memperparah keadaan.

Ingat, perasaan tidak bisa dihilangkan—hanya bisa dikelola.

4. Tahan Diri Sebelum Merespons

Jangan buru-buru balas chat, ngomel, atau menyindir di media sosial. Ambil jeda. Tarik napas dalam-dalam. Kadang, diam sejenak bisa menyelamatkanmu dari konflik yang tidak perlu.

5. Pilih Respons, Bukan Reaksi

Setelah menenangkan diri, tentukan tindakan yang paling bijak. Apakah kamu perlu membicarakannya? Atau cukup kamu simpan dan fokus ke hal lain?

Kalau masih panas, alihkan dulu: jalan-jalan, mendengarkan musik, atau baca buku. Baru ambil langkah saat hati sudah tenang.

6. Bangun Pola Pikir Rasional

Orang yang baper sering menganggap orang lain sengaja menyakiti mereka, padahal belum tentu begitu. Cobalah berpikir lebih objektif:

“Mungkin dia tidak bermaksud buruk.”
“Saya bisa salah paham.”

Cara berpikir seperti ini membantu kamu memilah mana yang layak dipikirkan, mana yang bisa dilewatkan.

7. Rawat Diri = Rawat Emosi

Kesehatan emosional sangat dipengaruhi kondisi fisik. Pastikan kamu cukup tidur, makan bergizi, olahraga, dan punya waktu me-time. Jangan anggap remeh rutinitas self-care, karena tubuh yang sehat membuatmu lebih tahan terhadap stres.

Kesimpulan

Menjadi orang yang sensitif memang menantang, tapi bukan berarti kamu tidak bisa mengendalikannya. Dengan mengenali dan menerima diri sendiri, kamu akan lebih siap menghadapi dunia tanpa harus kehilangan sisi empati yang indah itu.

Jika kamu merasa sensitivitas berlebihan sudah mengganggu keseharian, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog. Mendapatkan bantuan bukanlah kelemahan, tapi bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.(*)