KENDARINEWS.COM–Di balik rasa nikmat makanan yang kita santap setiap hari, tersimpan dua zat yang diam-diam bisa menjadi ancaman besar bagi kesehatan: gula dan garam.
Meski keduanya dibutuhkan tubuh untuk berbagai fungsi penting, sayangnya, pola makan modern yang serba instan dan olahan membuat kita sering mengonsumsinya jauh di atas batas aman.
Tanpa disadari, camilan ringan, minuman manis, saus dalam makanan cepat saji, hingga bumbu dapur favorit kita menyumbang kelebihan gula dan garam yang bisa berdampak jangka panjang.
Gula: Sumber Energi yang Harus Dikendalikan
Gula memang bahan bakar utama bagi tubuh, khususnya otak. Tapi ketika dikonsumsi berlebihan, tubuh menyimpannya sebagai lemak.
Akibatnya? Risiko obesitas, diabetes tipe 2, gangguan jantung, bahkan kerusakan pembuluh darah menjadi semakin besar.
Idealnya, kebutuhan tambahan gula tidak melebihi 10% dari total kalori harian. Artinya, untuk orang dewasa dengan konsumsi 2000 kalori, batas aman tambahan gula adalah sekitar 12 sendok teh per hari.
Dan yang mengejutkan, sebagian besar kebutuhan energi dari gula sudah bisa dipenuhi dari nasi, buah, dan sumber karbohidrat alami. Artinya, tanpa tambahan gula pun sebenarnya tubuh sudah cukup.
Garam: Penting Tapi Tak Perlu Banyak
Tubuh butuh garam untuk menjaga keseimbangan cairan, mengatur tekanan darah, dan mendukung fungsi otot serta saraf. Tapi bila berlebihan, garam bisa jadi pemicu hipertensi, gagal ginjal, dan serangan jantung.
Kebutuhan garam orang dewasa per hari hanya sekitar 1–2 gram, setara dengan 1 sendok teh, termasuk garam tersembunyi dalam makanan olahan seperti keripik, roti, mie instan, dan makanan beku.
Sayangnya, kita jarang menghitung asupan tersembunyi ini.
Bahaya Kelebihan Gula dan Garam
Berikut ini dampak yang bisa terjadi jika konsumsi gula dan garam tidak dikendalikan yang dilansir dari alodokter:
- Tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Gangguan jantung dan ginjal
- Batu ginjal
- Gangguan kulit seperti jerawat dan penuaan dini
- Masalah konsentrasi dan kualitas tidur
- Risiko diabetes dan depresi
Anak-anak Juga Perlu Perlindungan
Khusus untuk anak usia di bawah 2 tahun, tambahan gula dan garam tidak dianjurkan sama sekali. Semua kebutuhan nutrisinya sudah cukup dari makanan alami seperti sayur, buah, dan sumber protein.
Kapan Harus Tambah Gula-Garam?
Dalam kondisi tertentu, seperti saat mengalami diare, demam tinggi, masa pemulihan pasca sakit, atau menyusui, kebutuhan tubuh terhadap gula dan garam bisa meningkat.
Jika tubuh tidak mampu memenuhi kebutuhan itu dari makanan, maka tambahan dalam bentuk oralit atau infus bisa dipertimbangkan. Namun tentu harus sesuai arahan medis.
Kesimpulan
Gula dan garam bukan musuh, tapi penggunaannya harus bijak. Mulailah dengan:
- Membaca label nutrisi saat membeli makanan kemasan
- Membatasi makanan instan dan tinggi sodium
- Mengganti gula dengan pemanis alami seperti buah
- Mengurangi kebiasaan menambahkan gula dan garam dalam masakan
Kesehatan jangka panjang adalah hasil dari kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari.(*)
