KENDARINEWS.COM — Tidak semua anak tumbuh sebagai sosok yang cerewet, aktif, dan senang tampil di depan umum. Beberapa justru lebih tenang, pendiam, dan senang bermain sendiri. Jika buah hati Anda memiliki ciri seperti ini, bisa jadi ia memiliki kepribadian introvert dan itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Introvert bukanlah kekurangan, melainkan salah satu tipe kepribadian yang membuat seseorang lebih nyaman dalam dunia internalnya. Anak introvert biasanya lebih suka berpikir sebelum bertindak, tidak nyaman dalam keramaian, dan membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi kembali energi mereka.
Apa Saja Ciri-ciri Anak Introvert?
Beberapa tanda umum anak introvert yang dilansir dari ibundabalita.com antara lain:
- Lebih senang bermain sendiri atau dengan sedikit teman.
- Sering mengamati lingkungan sekitar secara mendalam.
- Tidak suka menjadi pusat perhatian.
- Merasa canggung atau enggan bertemu orang baru.
- Cenderung berbicara pada diri sendiri atau mainannya.
Setelah menjalani hari yang padat, anak introvert juga cenderung lebih mudah rewel karena merasa lelah secara mental akibat terlalu banyak rangsangan sosial. Hal ini bukan berarti mereka tidak suka bersosialisasi, tetapi mereka butuh waktu lebih banyak untuk memproses pengalaman tersebut.
Jangan Salah Kaprah, Introvert Bukan Pemalu
Banyak orang tua masih menyamakan introvert dengan pemalu atau dianggap memiliki masalah dalam bergaul. Padahal, anak introvert bisa sangat hangat dan terbuka, terutama saat mereka merasa aman dan nyaman.
Cara Bijak Membesarkan Anak Introvert
1. Pahami Apa Itu Introvert
Orang tua perlu mengenali bahwa introvert bukanlah masalah atau kekurangan. Ini adalah bagian dari kepribadian anak yang perlu dimengerti dan diterima. Jangan buru-buru menyimpulkan bahwa anak mengalami gangguan hanya karena ia lebih suka menyendiri.
2. Amati dan Terima Kecenderungannya
Anak introvert mungkin hanya memiliki 1–2 teman dekat dan tidak tertarik bersosialisasi dalam kelompok besar. Itu bukan masalah. Yang penting adalah ia memiliki hubungan yang bermakna, bukan banyaknya jumlah teman.
3. Hindari Memaksa Anak untuk “Bersikap Ekstrovert”
Memberi tekanan agar anak cepat berbaur, bicara di depan umum, atau tampil di keramaian bisa membuat anak justru merasa tidak nyaman dan tertekan. Biarkan anak mengeksplorasi lingkungannya dengan ritme sendiri. Perlahan tapi pasti, ia akan berani membuka diri.
4. Berikan Dukungan Emosional
Sampaikan bahwa Anda selalu ada untuk mendengarkan dan membantunya, terutama ketika ia merasa bingung dengan perasaannya sendiri. Jangan menyepelekan kebiasaan anak berbicara sendiri atau memilih menyendiri—itu bagian dari proses ia mengolah emosi.
5. Bangun Kepercayaan Diri Secara Bertahap
Introvert tetap bisa menjadi pemimpin, berani bicara di depan umum, dan sukses bersosialisasi—selama mereka diberi ruang, pemahaman, dan kepercayaan dari orang tua. Fasilitasi anak untuk mengembangkan bakatnya, meskipun itu dilakukan secara mandiri dan tenang.
Menjadi Teman Terbaik Anak yang Introvert
Membesarkan anak dengan kepribadian introvert memang membutuhkan pendekatan yang berbeda, tetapi bukan berarti sulit. Dengan pengertian, kesabaran, dan dukungan, anak introvert dapat tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, sensitif terhadap lingkungan, dan mampu membangun hubungan yang kuat.
Yang terpenting: hormati dunia internal anak dan biarkan ia berkembang dengan caranya sendiri.(*)
