Waspada Doomscrolling: Ketagihan Digital yang Membuat Kita Lelah dan Kosong

KENDARINEWS.COM – Pernahkah Anda merasa tidak bisa berhenti menggulir layar ponsel meskipun tak ada tujuan yang jelas? Tanpa sadar, waktu berjam-jam bisa berlalu hanya untuk menelusuri berita, video pendek, atau unggahan media sosial. Fenomena ini dikenal sebagai doomscrolling, kebiasaan digital yang kini menjangkiti banyak orang di era modern.

Doomscrolling bukan sekadar kebiasaan membuang waktu. Ia juga berdampak pada kesehatan mental, emosional, bahkan produktivitas harian. Perasaan cemas, lelah, atau bersalah kerap muncul setelahnya. Namun, mengapa perilaku ini begitu sulit dihentikan?

Mengapa Doomscrolling Begitu Menarik?

1. Dorongan Alami Mencari Informasi
Secara evolusioner, manusia memang dirancang untuk terus mencari: makanan, keamanan, dan informasi. Dulu, ini membantu nenek moyang kita bertahan hidup. Kini, dorongan itu disalurkan melalui layar ponsel, membuat kita tergoda terus-menerus “berburu” informasi baru tanpa henti.

2. Ketagihan karena Hadiah Acak
Doomscrolling mirip dengan bermain mesin slot. Anda tidak tahu kapan akan menemukan konten yang memuaskan. Ketidakpastian ini memicu pelepasan dopamin hormon pemicu rasa senang yang membuat perilaku ini terasa menyenangkan meski tidak produktif.
Media sosial memanfaatkan ini lewat algoritma yang sengaja disusun agar kita terus “kecanduan”.

3. Pelarian dari Kelelahan Emosional
Tekanan hidup membuat doomscrolling terasa seperti tempat pelarian yang aman dan pasif. Namun, kenyamanan semu ini sering diikuti rasa bersalah karena waktu yang terbuang sia-sia. Padahal, pelarian yang lebih sehat seperti jalan santai, meditasi, atau membaca jauh lebih bermanfaat.

Cara Keluar dari Lingkaran Doomscrolling

4. Ganti dengan Aktivitas Bermakna
Melukis, menulis, berkebun, atau mengobrol dengan orang terdekat bisa menjadi alternatif yang memberi makna lebih dalam daripada sekadar menggulir layar. Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang bisa saya lakukan hari ini yang benar-benar berarti bagi saya?”

5. Terapkan Teknik Empat Ember
Cobalah metode Empat Ember untuk menata pikiran:

  • Untuk Dilakukan
  • Proyek
  • Hal yang Lebih Dalam
  • Sampah

Tuliskan semua yang ada di pikiran Anda, lalu kelompokkan. Teknik ini membantu menyaring yang penting dan membebaskan ruang mental dari hal-hal yang tak perlu.

6. Evaluasi Kebiasaan Digital Anda
Mulailah dengan mencatat berapa lama Anda doomscrolling dan perasaan setelahnya. Jika Anda sering merasa kosong atau kecewa, itu adalah sinyal bahwa perubahan dibutuhkan.
Rancang rutinitas baru yang memberi rasa pencapaian dan selaras dengan nilai hidup Anda.

Kesimpulan

Doomscrolling bukan cuma soal waktu yang terbuang, tapi tentang kehilangan kendali atas hidup yang lebih bermakna. Dengan memahami akar psikologis di balik kebiasaan ini, kita bisa memutus lingkaran pasif konsumsi informasi dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih memberdayakan.

Mengganti doomscrolling bukan berarti menghindari informasi, tapi memilih informasi yang selaras dengan tujuan hidup Anda.(*)