KENDARINEWS.COM – Aktivitas pelayaran di perairan Sulawesi Tenggara (Sultra) harus waspada. Kondisi gelombang di wilayah perairan kurang bersahabat. Atas dasar itulah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini. Berdasarkan prakiraan cuaca, gelombang dengan kategori sedang hingga tinggi diprediksi terjadi pada 6 hingga 9 Februari 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim (Stamar) Kendari Sugeng Widarko menjelaskan pola angin di wilayah Sultra saat ini umumnya bertiup dari arah barat laut hingga timur laut dengan kecepatan yang bervariasi antara 2 hingga 25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di beberapa titik perairan, antara lain Perairan Manui Kendari, Perairan Baubau, Perairan Wakatobi dan Laut Banda Timur Wakatobi.
“Kecepatan angin yang tinggi ini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan gelombang laut di beberapa perairan Sultra. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat, terutama para nelayan dan operator transportasi laut, untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di laut,” jelasnya kemarin.
BMKG memberikan peringatan dini terkait tinggi gelombang yang diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter di beberapa wilayah perairan Sultra. Wilayah-wilayah yang diprediksi terdampak di antaranya perairan Baubau,laut flores Selatan Buton, perairan Buton, teluk Bone Barat Kabaena, Perairan Wakatobi bagian Timur, perairan Wakatobi bagian Barat, dan Laut banda Timur Wakatobi.
Kondisi ini beresiko terhadap keselamatan pelayaran. Dimana perahu Nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.25 m serta Kapal Tongkang apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.5 m.
Dengan kondisi ini, BMKG meminta seluruh nelayan dan operator kapal untuk selalu memantau perkembangan cuaca sebelum berlayar. “Kami mengimbau kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada,” imbaunya.
Selain nelayan, BMKG juga mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di pesisir untuk mewaspadai kemungkinan dampak dari gelombang tinggi, seperti abrasi pantai dan hal-hal lainya.
“Masyarakat diharapkan tetap mengikuti perkembangan informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG agar dapat mengambil langkah pencegahan yang diperlukan,” pungkasnya.
