Kendarinews.com-Desa Bati Bali Kecamatan Ranomeeto Barat memiliki keunikan, salah satunya dihuni oleh penduduk yang mayaoritas bersuku Bali. Karena itu, budaya tradisi dan agama yang dianut oleh masyarakat kurang lebih sama dengan warga Bali yang ada diprovinsi Bali. Ritual-ritual keagamaan dan atraksi kesenian masih terjaga dan lestari di sana.
Berdasarkan penuturan dari kepala desa setempat, sejarah kedatangan mereka di Desa Jati Bali sejak tahun 1968, dengan jumlah 150 Kepala Keluarga (KK). Seiring waktu, jumlah itu semakin banyak dan membuat perkembangan desa kian pesat.
Dr. Syahrun, Ketua DPL KKN Tematik UHO menjelaskan bahwa Desa Jati Bali bisa diajukan menjadi desa wisata yang merupakan program pemerintah. Sebab dinilai memenuhi persyaratan yakni memiliki daya tarik wisata budaya. “seperti atraksi wisata Ogoh-Ogoh, dan tradisi lainnya,” katanya.
Selain itu memiliki obyek tinggalan arkeologi dan sejarah berupa sisa sisa perang dunia ke dua seperti bangunan bunker dan barak Jepang. “tanah yang subur juga bisa dikembangkan menjadi wisata agro, seperti tanaman jeruk, rambutan, durian dan tanaman sayur mayur yang diolah oleh masyarakat,” tambahnya.
Sama halnya dari segi infrastruktur aksesbilitas sangat mendukung seperti jalan yang bagus dan dekat dengan lapangan udara. Berdasarkan kriteria desa wisata jati Bali memenuhi syarat sebagai desa wisata budaya. Untuk diketahui, program KKN Tematik ini diikuti oleh dosen yang berasal dari fakultas ilmu budaya dengan ketau, Dr. Syahrun, M.Si. anggota, Dr. Abdul alim, M Si., Dr. Rahmat Sewa Suraya, M.Si., Dr. Lilik Rita lindayani, M Hum, Drs. Aswati, M.Hum dan La Janu, S.Sos, MA., Mahasiswa terdiri dari 15 orang dengan berbagai jurusan yang ada di fakultas ilmu budaya. (elyn)
