
KENDARINEWS.COM– Warga Kota Kendari tak perlu khawatir tidak kebagian hewan kurban. Jelang iduladha yang jatuh tanggal 20 Juli mendatang, stok hewan kurban di pasaran masih terbilang aman. Saat ini, stoknya mencapai 3.500 ekor yang terdiri dari sekira 1.5 ribu ekor sapi dan 2 ribu ekor kambing.
Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir memastikan stok hewan kurban di Kota Lulo cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin berkurban pada Hari Raya Idul Adha pada 20 Juli mendatang. Meski bukan menjadi tempat perkembangbiakan sapi, namun Kota Kendari menjadi sentra pemasaran berbagai komoditas pangan di Sultra termasuk penjualan hewan kurban.
“Saya sudah instruksikan Dinas Pertanian (Distan) dan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) untuk betul-betul menjaga ketersediaan hewan kurban kita. Tujuannya tentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kalau stoknya tersedia masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh keluar daerah untuk membeli hewan. Apalagi ini masih ditengah suasana Covid-19,” kata Sulkarnain Kadir, kemarin.
Selain memastikan stoknya mencukupi, Politisi PKS ini meminta Distan untuk mengecek kondisi hewan kurban yang didagangkan warga dibeberapa pusat penjualan hewan kurban di Kendari. “Pastikan hewan kurban yang dijual harus sehat dan tidak cacat serta memenuhi syarat untuk dijadikan kurban,” kata Sulkarnain Kadir.
Terpisah, Kepala Distan Kendari Sitti Ganef mengaku terus berkordinasi dengan Dinas Ketahanan dan Peternakan (Distanak) Sultra dalam memastikan stok hewan kurban di Kota Kendari mencukupi. Ia juga intens berkomunikasi dengan para peternak dan penyuplai hewan kurban diluar Kendari.
“Stok hewan kurban kita lebih dari cukup. Tercatat sekitar 3.500 ekor yang kami pasok dari Konsel, Konawe, Konkep dan Muna. Sementara kebutuhan kita hanya sekitar 2.500 ekor. Tahun lalu hanya 1.879 ekor yang disembelih. 1.370 sapi dan 509 kambing. Memang terjadi penurunan karena pandemi Covid-19. Pada 2019, sebanyak 2.235 ekor yang disembelih (1.689 sapi, 546 kambing),” kata Sitti Ganef.
Sitti Ganef mengaku telah mengerahkan sekira 48 tim gabungan yang terdiri dari Distan, Balai Karantina Hewan Kendari, Distanak Sultra, Penyuluh Pertanian dan Peternakan, serta beberapa relawan untuk melakukan monitoring kesehatan hewan kurban pada sejumlah pusat penjualan hewan ternak di Kendari.
“Petugas akan mengedukasi pedagang agar betul-betul memperhatikan kualitas hewan kurban yang dijual demi kesehatan masyarakat. Kami menyarankan kepada calon pembeli agar mengutamakan prinsip ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) saat memilih hewan kurban,” kata Siti Ganef. (b/ags)