Vaksinasi Bukan Syarat Pelajar Ikut PTM di Sekolah

KENDARINEWS.COM — Dua tahun pandemi Covid-19 melanda. Dua tahun pula, ribuan pelajar di Sultra tak berinteraksi langsung dengan guru dan rekan sebaya. Interaksi mereka selama ini hanya secara virtual karena kebijakan pembelajaran berbasis online. Kerinduan bertemu guru dan teman di sekolah segera terwujud. Presiden RI, Jokowi memberi sinyal pembelajaran tatap muka (PTM) dapat dilakukan.

Namun PTM tersebut bisa dilakukan apabila para pelajar sudah divaksin Covid-19 demi terciptanya herd immunity. “Jadi kalau semuanya, untuk semuanya, untuk semua pelajar di seluruh tanah air kalau sudah divaksin silakan dilakukan langsung belajar tatap muka,” ujar Jokowi saat meninjau vaksinasi pelajar di Madiun, Jawa Timur.

Pemkot Kendari dan Pemprov Sultra siap menunaikan arahan Presiden Jokowi tersebut. Pemkot Kendari menyarankan seluruh pelajar yang berusia 12-17 tahun melakukan vaksinasi sebagai ikhtiar melindundi aset bangsa (para pelajar) dari penularan Covid-19.

“Vaksinasi bukan menjadi syarat bagi pelajar untuk melaksanakan belajar tatap muka di sekolah. Kecuali bagi mereka yang telah berusia 12 tahun keatas. Itu kami sarankan untuk vaksin agar bisa melindungi adik-adiknya yang belum bisa divaksin,” kata Makmur, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dikmudora) Kendari, Jumat (20/8) kemarin.

Bagi pelajar yang belum vaksin, Makmur menyarankan para orang tua atau wali untuk segera mendaftarkan anaknya melalui website https://www.ayovaksindinkeskdi.go.id di Puskesmas terdekat.
Mantan Asisten I Pemkot Kendari itu menambahkan, syarat wajib vaksin sebelum PTM ditujukkan kepada para tenaga kependidikan dan guru kelas. Sekira 4.576 guru di Kendari telah divaksin.

“Selain vaksinasi guru, syarat PTM di sekolah yakni wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Seluruh tenaga kependidikan, guru kelas, dan murid wajib memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dalam satu kelas itu maksimal diisi 50 persen saja,” kata Makmur.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg.Rahminingrum mengatakan, vaksinasi kepada pelajar (remaja) berusia 12 – 17 tahun penting dilakukan mengingat mobilitas mereka yang cukup tinggi. Menurutnya, para remaja mulai beranjak dewasa membuat aktivitas pergaulan mereka semakin aktif. Hal tersebut berpotensi terpapar Covid-19.

Rahminingrum menyebut, sekira 35.737 jumlah sasaran vaksinasi kelompok remaja usia 12 -17 tahun di Kota Kendari. Namun baru sekira 2.727 orang yang mendapatkan vaksin atau 7,63 persen. “Kami harap para orangtua bisa mengupayakan anaknya mendapatkan vaksin. Mereka bisa langsung berkonsultasi di Puskesmas untuk mendapatkan jadwal dan kepastian kapan akan divaksin. Karena jumlah vaksin kita terbatas, sehingga sebaiknya dilaporkan dulu ke Puskesmas terdekat,” kata Rahminingrum.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikbud Sultra, Asrun Lio mengatakan, seluruh elemen pendidikan diSultra mendukung pernyataan Presiden RI, Jokowi. Sebab, pelajar sangat rentan terpapar Covid-19 karena mobilisasinya sangat tinggi. “Sehingga salah satu cara untuk memutuskan mata rantai itu kita memberi imun kepada para peserta didik dengan vaksinasi,” kata Asrun, Jumat kemarin.

Dalam upaya percepatan PTM di sekolah, vaksinasi dilakukan kepada para tenaga pendidik. Namun karena kini sudah ada vaksin untuk pelajar usia 12 tahun ke atas, maka seluruh pelajar di Sultra telah didata untuk vaksinasi. “Saat ini, kita berupaya mempercepat itu agar bisa secepatnya seluruh pelajar tervaksin,” jelas Asrun

Asrun menyebut sekira dua ribu pelajar di Sultra yang menjadi sasaran vaksinasi. Di Kota Kendari, Dikbud Sultra telah melaksanakan vaksinasi di SMAN 4 Kendari dan SMKN 1 Kendari. “Targetnya semua pelajar. Tapi baru mencapai kurang lebih separuh. Sebab vaksin-vaksin ini juga dibagi ke semua sekolah,” ungkapnya.

Menurut Asrun, pelajar tak dipaksakan untuk divaksin namun mesti seizin orang tua. Jadi soal izin itu, pihak sekolah mesti meyakinkan orangtua pelajar. “Kita tetap minta keterangan dan izin orangtua pelajar. Orang tua yang tidak memberi izin vaksin anaknya harus memiliki informasi kesehatan anak itu, sehingga mereka tidak divaksin,”jelasnya.

Bahkan, kata Asrun, bagi pelajar yang belum vaksin, tetap bisa ikut PTM namun harus menerapkan prokes ketat. “Kalau pun mereka belum tervaksin, tetap bisa melaksanakan PTM dengan prokes. Tapi target kita semua pelajar tervaksin. Jika pelajar telah divaksin dan kasus covid-19 menurun, kami akan keluarkan instruksi PTM dengan jumlah terbatas,” imbuhnya. (ags/rah/b)

Tinggalkan Balasan