PTM 2022 Gunakan Kurikulum Baru “Prototype”

KENDARINEWS.COM — Skenario pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 terus mengalami perubahan. Bukan saja mebatasi siswa dalam pembelajaran tatap muka namun untuk kurikulum pun terus mengalami perubahan. Bahkan setelah beberapa kali berganti, kali ini dalam tahun ajaran 2021/2022 tepatnya di semester genap kurikulum kembali berubah ke kurikulum prototipe.

Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dilbud) Sultra, La Ode Fasikin mengatakan, dalam situasi pandemi kurikulum yang digunakan saat ini masih dengan kurikulum yang fleksibel. Karena masa darurat covid belum dicabut sehingga masih berdampak pada sistem pembelajaran yang masih tetap terbatas.

“Saat ini dalam tahun ajaran semester genap muncul lagi kurikulum baru yakni kurikulum prototipe yakni berbasis kompetensi. Jadi ini sangat baik buat kami di SMK, sebab di SMK itu benar-benar kita mempersiapkan anak-anak  yang betul-betul terampil, kompetitif dan siap untuk memasuki dunia kerja, “kata La Ode Fasikin saat ditemui diruang kerjanya. 

Dia menjelaskan, isi dari kurikulum prototipe adalah model pembelajaran  project based learning yang link and mach yakni pembelajaran berbasis proyek. Ini tentu sangat cocok untuk persiapan anak dan mendidik anak belajar sambil bekerja. Jadi sekolah namun benuansa dunia kerja. 

“Kurikulum ini baru di 2022 dan sudah mulai diperkenalkan. Intinya kita di SMK  rohnya bagaimana masuk dunia kerja. Jadi saat tamat anak-anak kita tidak kaget lagi masuk di dunia kerja, sebab apa yang dilakukan di dunia kerja sama dengan apa yang dilakukan disekolah, “ujarnya.

Menurut Fasikin, terkait prototipe bagaimana sekolah mengkaji  dalam proses pembelajaran. Pihak sekolah pun perlu duduk bersama dengan para wakasek kurikulum dan ketua jurusan bagaimana proses pembelajaran untuk mencapai target kurikulum dengan pola-pola project based learning dengan memisahkan jam praktek dan jam teori.

“Meski masih dalam suasana Pandemi, praktek para siswa harus tetap jalan dengan skenario yang diterapkan satuan pendidikan masing masing dan tetap berpedoman pada Prokes, ” ujarnya.

Suasana proses belajar mengajar di SMK Satria Kendari yang dipantau langsung oleh Kepala Sekolah SMK Satria, La Resi S. Pd., M. Pd (baju batik).

Untuk sosialisasi kurikulum baru ini masih secara umum yang dilakukan melalui  media sosial, lagipula melalui media sosial sekali upload langsung dilihat oleh semua  satuan Pendidikan. “Tapi secara khusus sosialisasi dalam waktu dekat bakal diangendakan melalui Bimbingan teknik (Bimtek) se Sultra,” jelasnya.

Ia pun berharap semoga kurikulum baru ini dapat berjalan baik dan efektif. Sebab ini memang satu metode model kurikulum yang benar-benar mempersiapkan anak-anak lebih terampil, kompetitif dan berdaya saing. “Ini tentu sesuai logo kita yakni SMK hebat dan SMK bisa artinya mereka memiliki daya saing dan lebih kompetitif untuk masuk dunia kerja, ” pungkasnya.

Sementara itu ditemui terpisah, Kepala SMK Satria Kendari, La Resi, S. Pd., M. Pd mengatakan  terkait dengan kurikulum prototipe pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan Bimtek. Tapi apapun yang terjadi bila itu merupakan kebijakan pemerintah tentu pihak sekolah harus terapkan.

“Saat ini dengan kurikulum baru, tinggal bagaimana kita lakukan penyesuaian- penyesuaian. Menyesuaiakn apa yang ada sekarang dan apa yang ada dalam muatan kurikulum prototipe itu. Mungkin ada beberapa hal yang bakal mengalami perubahan-perubahan tapi semua sudah dipahami oleh pihak wakasek kurikulum dan wakasek kesiswaan. Itu bisa diakomodir dan bisa diadaptasi dengan kurikulum sebelumnya, “terang La Resi.

Dia melanjutkan, dalam kurikulum  memang sudah merupakan hal lumrah bila terjadi perubahan. Tetapi sebenarnya secara fundamental, secara inti dan secara dasar itu tak akan berubah total. Hanya memang, mungkin ada penekanan penekanan yang berubah dari kurikulum prototipe itu dibanding kurikulum sebelumnya. Dimana penekanannya  lebih memberdayakan siswa ketimbang guru yang dominan. Kalau dulu mungkin masih di dominasi oleh guru dan siswa sebagai fasilitator namun dalam prototipee ini semua berubah, siswa yang harus lebih dominan yang lebih berperan dalam pelajaran.

“Kalau kurikulum prototipe memang penekananya ke project based learning sehingga memang harus melakukan sesuatu yang sejalan dengan dunia usaha dan dunia industri serta dunia kerja. Dimana  kurikulum ini sudah diselaraskan dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja, “terangnya.

Saat ini, kata dia, SMK satria tentu saja akan melakukan persiapan-persiapan terutama pelatihan pada guru dalam bentuk workshop untuk membahas kurikulum prototipe. Meski begitu sampai saat ini pihaknya juga tetap menunggu juknis dari Dikbud Sultra.

“Harapan saya dengan adanya kurikulum prototipe lebih menekankan dan memberi ruang kepada siswa agar betul-betul mereka siap kerja, sebab tujuan SMK adalah mereka siap kerja, siap berwirausahan dan ketika mau lanjut study juga mereka sudah siap, ” harapnya. (rah)

Tinggalkan Balasan