Presiden Sudan Selatan Pecat Wakil Presiden Kedua Benjamin Bol Mel dan Sejumlah Pejabat Tinggi

KENDARINEWS.COM — Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir Mayardit, secara tiba-tiba memecat Wakil Presiden Kedua Benjamin Bol Mel, termasuk mencabut pangkat jenderalnya di militer. Keputusan ini diumumkan melalui dekrit presiden yang dibacakan di stasiun televisi pemerintah SSBC pada Rabu (13/11/2025), dikutip dari CNBC Indonesia.

Tidak hanya Bol Mel, Presiden Kiir juga memberhentikan sejumlah pejabat tinggi lainnya, antara lain Sekretaris Jenderal SPLM Paul Logale Jumi, Gubernur Bank Sentral Sudan Selatan Addis Ababa Othow, dan Komisaris Jenderal Pendapatan Negara Simon Akuei. Sebagai penggantinya, Akol Paul Kordit ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal SPLM, sementara William Anyuon Kuol akan menjabat sebagai kepala pendapatan negara yang baru.

Dalam dekrit yang dikutip oleh TRT Afrika, Presiden Kiir menyatakan:
“Sesuai dengan ketentuan Pasal 51(4) Undang-Undang Dinas Keamanan Nasional 2014 sebagaimana telah diubah, saya, Salva Kiir Mayardit, Presiden Republik Sudan Selatan, dengan ini menurunkan pangkat Jenderal Benjamin Bol Mel menjadi prajurit, dan dia dengan ini diberhentikan dari Dinas Keamanan Nasional.”

Dekrit tersebut tidak menjelaskan alasan spesifik pemecatan Bol Mel. Namun, Pasal 51(4) Undang-Undang Dinas Keamanan Nasional 2014 menyebutkan bahwa setiap orang yang diduga melakukan tindak pidana terhadap negara dapat ditangkap tanpa surat perintah, sementara Pasal 51(7) mengatur tentang vonis bersalah oleh pengadilan atas suatu tindak pidana.

Bol Mel, yang selama ini dipandang sebagai calon penerus Presiden Kiir, baru diangkat sebagai Wakil Presiden Kedua pada 10 Februari 2025. Ia juga sempat dipromosikan ke pangkat jenderal bintang empat pada 15 September 2025, menjadikannya salah satu otoritas terkemuka dalam militer. Sebelumnya, ia adalah penasihat Presiden Kiir untuk program khusus, penasihat keuangan, dan sekretaris pribadi kepala negara.

Selain karier politiknya, Bol Mel dikenal sebagai pengusaha konstruksi infrastruktur dan pernah memimpin Kamar Dagang Sudan Selatan. Meski pendakiannya dalam pemerintahan relatif singkat, antara Februari hingga September 2025, ia menempati posisi strategis di SPLM, termasuk sebagai wakil ketua pertama partai.

Secara internasional, Bol Mel memiliki hubungan yang tegang dengan Amerika Serikat. Pada Desember 2017, AS menjatuhkan sanksi kepadanya terkait kontrak konstruksi ilegal senilai puluhan juta dolar melalui perusahaan ABMC Limited. Sanksi ini diperbarui pada April 2025, meski pemerintah Sudan Selatan berulang kali memprotes.

Bol Mel menikah dengan Sarah Peter Nyot Kok, seorang pengacara yang diangkat sebagai Jaksa Agung Sudan Selatan pada awal September 2025. (*)

Tinggalkan Balasan