Kunjungan Presiden Prabowo ke Australia Hasilkan Kesepakatan Baru Bidang Keamanan

KENDARINEWS.COM — Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Australia membuahkan kesepakatan baru di bidang keamanan yang diharapkan dapat memperkuat koordinasi kedua negara dalam menghadapi berbagai ancaman bersama di kawasan Indo-Pasifik.

Kesepakatan itu diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam konferensi pers bersama Presiden Prabowo di atas kapal HMAS Canberra, Garden Island Naval Base, Australia, Rabu (12/11/2025).

“Pemerintah Australia dan Indonesia baru saja secara substantif menyelesaikan negosiasi mengenai perjanjian bilateral baru tentang keamanan bersama kita,” kata Albanese dalam pernyataannya. Ia menambahkan, hubungan Australia dan Indonesia dibangun atas dasar “persahabatan, kepercayaan, saling menghormati, serta komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan.”

Dalam keterangan yang dikutip dari CNA.id, perjanjian tersebut mencakup kesepakatan untuk menggelar konsultasi rutin di tingkat pemimpin dan menteri guna membahas isu keamanan, serta menyusun dan menjalankan program kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak. Jika salah satu negara menghadapi ancaman terhadap keamanannya, kedua pihak akan segera berkonsultasi dan menimbang langkah bersama untuk merespons situasi tersebut.

PM Albanese menyebut perjanjian baru ini sebagai perluasan besar dari kerja sama keamanan dan pertahanan yang telah lama terjalin. Ia menilai kesepakatan ini menandai awal era baru hubungan Australia–Indonesia yang berlandaskan semangat kerja sama strategis, melanjutkan warisan perjanjian bersejarah antara pemerintahan Paul Keating dan Presiden Soeharto tiga dekade lalu.

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa kerja sama pertahanan antara kedua negara telah meningkat signifikan dan kini menjadi salah satu pilar utama hubungan bilateral. Nota kesepahaman pertama di bidang pertahanan ditandatangani pada 1995, diperkuat oleh Lombok Treaty tahun 2006, dan disusul Defence Cooperation Agreement (DCA) tahun 2024.

“Perjanjian ini akan memperkuat Treaty of Lombok tahun 2006 yang, antara lain, menegaskan kembali integritas teritorial dan kedaulatan Indonesia. Perjanjian ini juga memperkuat kerja sama pertahanan yang kita tandatangani bersama tahun lalu,” ujar Albanese.

Presiden Prabowo menyambut baik kesepakatan tersebut dan menyebutnya sebagai tonggak penting dalam kemitraan strategis kedua negara. Ia menekankan pentingnya semangat good neighbour policy atau kebijakan bertetangga baik sebagai dasar hubungan bilateral.

“Kita telah melakukan diskusi yang sangat baik dan mencapai perjanjian penting antara Australia dan Indonesia untuk menjalin kerja sama erat di bidang pertahanan dan keamanan, serta menegaskan kembali tekad kita memperkuat persahabatan,” kata Prabowo.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan bahwa penandatanganan resmi perjanjian tersebut dijadwalkan tahun depan. Ia menjelaskan, kesepakatan itu dimodelkan dari perjanjian keamanan 1995 antara kedua negara yang sempat dibatalkan pada 1999 setelah Australia memimpin pasukan penjaga perdamaian PBB di Timor Timur.

Menurut analis senior strategi pertahanan di Australian Strategic Policy Institute (ASPI), Euan Graham, kesepakatan ini bersifat simbolik, berbeda dengan perjanjian keamanan Australia–Papua Nugini yang mencakup kewajiban bertindak bersama. Namun, ia menilai langkah ini menunjukkan kemampuan Albanese mempererat kembali hubungan dengan Indonesia setelah sempat tegang di masa lalu, sekaligus menjadi sinyal bahwa Prabowo menjaga posisi Indonesia tetap seimbang di tengah pengaruh Rusia dan China. (*)

Tinggalkan Balasan