KENDARINEWS.COM — Dua menteri Ukraina mengajukan pengunduran diri pada Rabu (12/11/2025) setelah keduanya diduga terlibat dalam skandal korupsi besar-besaran di sektor energi. Kasus ini memicu kemarahan publik karena terjadi di tengah perang yang masih berlangsung melawan invasi Rusia.
Menteri Kehakiman German Galushchenko dan Menteri Energi Svitlana Grynchuk mundur tidak lama setelah Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa keduanya harus bertanggung jawab atas dugaan keterlibatan mereka dalam skema suap senilai 100 juta dolar AS. Para penyidik menuduh sejumlah sekutu penting Zelensky mendalangi skema tersebut untuk menggelapkan dana publik.
Dalam pernyataan videonya yang diunggah di media sosial, Zelensky menegaskan bahwa kedua pejabat tersebut tidak dapat tetap menjabat di tengah upaya pemerintah memberantas korupsi. “Menteri Kehakiman dan Menteri Energi tidak dapat tetap menjabat,” ujarnya, seperti dikutip AFP, Kamis (13/11/2025).
Tak lama setelah pernyataan itu, Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko mengonfirmasi bahwa kedua menteri telah menyerahkan surat pengunduran diri mereka. Laporan mengenai mundurnya dua pejabat tinggi tersebut juga dikutip dari Sindonews.com, yang menyebut bahwa parlemen Ukraina masih harus secara resmi menyetujui pengunduran diri tersebut.
Skandal ini menambah tekanan terhadap pemerintahan Zelensky yang berupaya menunjukkan komitmen antikorupsi sebagai syarat penting dalam proses Ukraina bergabung dengan Uni Eropa. Korupsi memang telah lama menjadi masalah sistemik di negara tersebut, dan setiap dugaan penyimpangan kini diawasi ketat oleh publik maupun mitra Barat Kyiv.
Skandal tersebut diduga berpusat pada kontrak suap yang melibatkan Energoatom, operator nuklir nasional Ukraina dan penyedia listrik utama negara itu. Menurut penyelidik, skema tersebut didalangi oleh Timur Mindich, mantan rekan bisnis Zelensky sekaligus salah satu pemilik perusahaan produksi Kvartal 95, yang dulu memproduksi serial televisi Servant of the People yang melambungkan nama Zelensky.
Mindich dilaporkan melarikan diri dari Ukraina tak lama sebelum tuduhan itu diumumkan awal pekan ini. Pemerintah kemudian menjatuhkan sanksi pribadi terhadapnya serta terhadap seorang pengusaha lain, Oleksandr Tsukerman, yang juga didakwa terlibat dalam kasus tersebut.
Kasus ini memicu kemarahan publik, terutama di kalangan warga yang selama ini hidup di bawah ancaman serangan Rusia dan sering mengalami pemadaman listrik. “Ini menjijikkan. Mereka menghancurkan reputasi kita dan masa depan kita,” ujar Davyd, seorang kreator konten berusia 24 tahun kepada AFP.
Warga lainnya, Olena Boikova (57), seorang pensiunan, menyebut para pelaku sebagai “musuh internal” yang memperlemah perjuangan Ukraina di masa perang.
Skandal ini menjadi ujian berat bagi pemerintahan Zelensky, yang belakangan menghadapi tuduhan memusatkan kekuasaan dan menekan kritik di dalam negeri. Awal tahun ini, muncul kecaman dari publik dan Uni Eropa terkait langkah pemerintah yang dianggap mengancam independensi lembaga-lembaga antikorupsi Ukraina. (*)
