KENDARINEWS.COM — Ratusan warga di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang dilaporkan terisolasi akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu (5/11/2025). Banjir ini dipicu oleh hujan deras di kawasan puncak Semeru yang menyebabkan tanggul jebol serta memutus akses jalan di tiga dusun, yakni Kaliwelang, Liwek, dan Glendang Petung.
Kepala Desa Gondoruso, Maman Suparman, mengatakan sekitar 300 kepala keluarga (KK) di tiga dusun tersebut kini mengalami kesulitan beraktivitas karena seluruh jalur utama terputus.
“Sekitar 300 KK di tiga dusun tersebut kini sulit beraktivitas karena akses jalan terputus,” ujarnya, dikutip dari jpnn.com Rabu (5/11).
Debit air di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru meningkat tajam hingga merusak jembatan limpas yang menjadi penghubung utama antara Kecamatan Pasirian dan Tempursari. Akibatnya, kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa melintas.
“Kami masih terus berkoordinasi dengan BPBD Lumajang untuk menangani dampak banjir dan membuka akses warga tersebut,” tambah Maman,dikutip dari jpnn.com.
Hingga Rabu sore, sejumlah anak sekolah dari tiga dusun belum bisa pulang karena jembatan penghubung putus total. Pemerintah Desa bersama BPBD setempat berencana membangun jembatan darurat agar aktivitas warga dapat kembali berjalan normal.
Selain itu, enam penambang pasir sempat terjebak di area sungai saat banjir menerjang. Namun, seluruhnya berhasil menyelamatkan diri.
“Ada enam penambang pasir yang merupakan warga Desa Gondoruso yang terjebak. Tiga berhasil keluar lebih dulu, sementara tiga lainnya sempat naik ke bukit yang lebih tinggi. Informasi terakhir, alhamdulillah semuanya selamat,” ungkap Maman, dikutip dari jpnn.com.
Dari pantauan di lapangan, material pasir dan lumpur yang dibawa banjir cukup tebal dan menutupi sebagian besar badan jalan. Sejumlah warga nekat menyeberangi arus deras untuk kembali ke rumah mereka, bahkan saling membantu menyeberangkan sepeda motor agar tidak hanyut terbawa arus.
Akibat peristiwa ini, sejumlah sawah warga mengalami kerusakan, dan jalur utama menuju Tempursari melalui Gondoruso tidak dapat dilalui. Untuk sementara, warga harus memutar melalui Kajaran dengan jarak tempuh mencapai 25 kilometer.
BPBD Lumajang mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan longsor, mengingat curah hujan di wilayah lereng Gunung Semeru masih tinggi dalam beberapa hari terakhir.








































