KENDARINEWS.COM — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menghadiri Grand Opening Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025). Kehadiran Prabowo menandai dimulainya operasional salah satu proyek petrokimia terbesar di Indonesia, dengan total nilai investasi mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 66,6 triliun.
Dalam kunjungannya, Presiden Prabowo mendapat penjelasan langsung mengenai proses produksi serta skema investasi yang dijalankan oleh PT LCI. Turut mendampingi Presiden, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, serta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani.
PT LCI merupakan pabrik petrokimia yang menjadi bagian dari grup Lotte Chemical asal Korea Selatan. Fasilitas baru di Cilegon ini akan memproduksi 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, dan 250.000 ton polypropylene setiap tahun — bahan baku penting untuk berbagai industri manufaktur, plastik, dan tekstil. Dilansir dari detinews.
Sebelumnya, Rosan Perkasa Roeslani yang juga menjabat sebagai CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkapkan bahwa Lotte menawarkan peluang bagi Danantara untuk berinvestasi dalam proyek petrokimia ini dengan porsi saham sebesar 35%.
“Lotte menawarkan 35% saham kepada Danantara. Kami sedang mengkaji penawaran ini karena proyeknya sudah selesai, risikonya terukur, dan memiliki prospek jangka panjang yang baik,” ujar Rosan dalam keterangannya di sela KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10/2025). Dilansir dari detinews.
Rosan menambahkan bahwa delegasi petinggi Lotte akan berkunjung ke Indonesia pada 6 November untuk membahas lebih lanjut potensi kerja sama investasi tersebut.Dilansir dari detinews.
Investasi besar Lotte Chemical ini diharapkan dapat memperkuat hilirisasi industri petrokimia nasional, mengurangi ketergantungan impor bahan baku plastik, serta menciptakan ribuan lapangan kerja baru di wilayah Banten dan sekitarnya.
Dengan beroperasinya pabrik ini, Indonesia menegaskan posisinya sebagai pusat industri petrokimia strategis di Asia Tenggara, sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong industrialisasi dan investasi bernilai tambah tinggi.








































