KENDARINEWS.COM-Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,04 persen (year on year) pada kuartal III-2025, didorong konsumsi domestik, ekspor, dan investasi, meskipun di tengah perlambatan ekonomi global.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dilansir dari Kompas.com menilai capaian ini menunjukkan efektivitas pengelolaan APBN 2025 yang disertai sinergi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan.
Pertumbuhan ekonomi juga menciptakan 1,9 juta lapangan kerja baru, sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 4,85 persen dari 4,91 persen pada Agustus 2024.
“APBN berperan menjaga daya beli masyarakat dan mendukung dunia usaha agar lebih berdaya saing di tingkat global,” kata Purbaya.
Konsumsi Domestik dan Belanja Pemerintah Menguat
Konsumsi rumah tangga meningkat 4,89 persen, didorong kenaikan mobilitas masyarakat, transaksi digital, serta pengeluaran untuk transportasi dan komunikasi sebesar 6,41 persen. Konsumsi pemerintah juga tumbuh tinggi 5,49 persen, mencerminkan optimalisasi belanja dan percepatan realisasi anggaran.
Investasi dan Infrastruktur Mendukung Pertumbuhan
Investasi bangunan pada kuartal ini tumbuh 3,02 persen, terutama didorong pembangunan infrastruktur dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) serta program prioritas pemerintah seperti dapur makan bergizi, sekolah rakyat, dan perumahan.
Ekspor Menguat, Impor Tumbuh Tipis
Ekspor barang dan jasa riil naik 9,91 persen, dipicu permintaan dari negara mitra dagang utama dan daya saing produk ekspor, termasuk minyak nabati, besi-baja, serta mesin dan peralatan listrik. Ekspor jasa meningkat 7,62 persen, seiring lonjakan wisatawan mancanegara hingga 21,8 persen.
Sementara itu, impor barang dan jasa riil hanya naik 1,18 persen, dengan impor barang meningkat 0,92 persen untuk memenuhi kebutuhan produksi domestik dan impor jasa naik 2,82 persen. Data ini menunjukkan daya saing ekspor nasional semakin kuat.
Pertumbuhan di Berbagai Sektor
- Industri pengolahan: 5,54 persen, didorong subsektor logam dasar 18,62 persen, serta industri kimia dan farmasi 11,65 persen.
- Pertanian: 4,93 persen.
- Jasa, perdagangan, akomodasi, komunikasi: masing-masing tumbuh di atas 5 persen.
Secara wilayah, pertumbuhan tertinggi terjadi di Sulawesi 5,84 persen, diikuti Jawa 5,17 persen, dan Sumatera 4,9 persen.
Pemerintah optimistis momentum pertumbuhan ini berlanjut hingga akhir tahun, dengan target pertumbuhan 5,2 persen pada 2025. “Ke depan, mesin pertumbuhan ekonomi harus berjalan lebih cepat, dengan sinergi kebijakan fiskal, keuangan, dan investasi untuk kesejahteraan yang berkelanjutan,” ujar Purbaya.








































