KENDARINEWS.COM — Pasukan Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza meskipun gencatan senjata masih berlangsung. Sedikitnya tiga warga Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel di wilayah Rafah, bagian selatan Gaza, pada Senin (3/11) waktu setempat. Salah satu korban dilaporkan merupakan seorang perempuan.
Menurut laporan Reuters dan Al Arabiya, insiden mematikan ini terjadi di tengah gencatan senjata rapuh yang telah berlaku sejak 10 Oktober lalu. Gencatan itu semula dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran selama dua tahun terakhir antara Israel dan kelompok militan di Gaza. Namun, ketegangan dan bentrokan kecil terus terjadi di sejumlah titik, terutama di wilayah yang masih diduduki pasukan Israel. Dilansir dari detiknews.
Militer Israel dalam pernyataannya menyebut bahwa mereka menembak tiga orang yang dianggap sebagai “teroris” karena melanggar Garis Kuning—batas area yang menandai wilayah pendudukan Israel di Gaza bagian selatan. Tentara Israel mengklaim ketiganya bergerak mendekati posisi militer dan dianggap memberikan ancaman langsung sebelum akhirnya ditembak. Dilansir dari detiknews.
Sementara itu, otoritas medis Palestina membantah klaim tersebut. Mereka menyebut para korban adalah warga sipil yang tidak bersenjata. Insiden ini memicu kecaman baru terhadap pasukan Israel, yang dituduh terus melanggar gencatan senjata dan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Warga Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel masih melakukan penghancuran rumah-rumah di wilayah Rafah, Khan Younis, dan Kota Gaza. Banyak warga yang baru saja kembali ke rumah setelah penarikan sebagian pasukan Israel kini kembali mengungsi karena ketegangan meningkat. Dilansir dari detiknews.
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada Oktober lalu, otoritas kesehatan Palestina mencatat sedikitnya 239 warga tewas akibat serangan-serangan yang diklaim Israel sebagai “aksi balasan terhadap ancaman militan.”
Meski sebagian pasukan Israel telah ditarik dari beberapa posisi dan bantuan kemanusiaan mulai masuk lebih banyak ke Gaza, situasi keamanan masih jauh dari stabil. Pengamat internasional memperingatkan bahwa insiden seperti yang terjadi di Rafah bisa menjadi pemicu runtuhnya gencatan senjata yang selama ini menahan pecahnya kembali perang skala penuh di Jalur Gaza.








































