KENDARINEWS.COM–Bercermin adalah rutinitas sederhana yang hampir semua orang lakukan setiap hari. Umumnya, aktivitas ini bertujuan untuk memastikan penampilan terlihat rapi dan percaya diri. Namun, siapa sangka, berdiri terlalu lama di depan cermin ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Sebuah penelitian menemukan bahwa melihat diri sendiri di cermin selama lebih dari 10 menit dapat menimbulkan rasa cemas, bahkan pada orang yang awalnya merasa senang dengan penampilannya. Kondisi ini disebut dapat memicu Body Dysmorphic Disorder (BDD) atau gangguan dismorfik tubuh — kelainan psikologis di mana seseorang terobsesi secara berlebihan dengan kekurangan fisik yang sebenarnya kecil atau bahkan tidak ada.
Menurut psikolog dan peneliti Dr. Katherine Phillips, kebiasaan bercermin berkepanjangan dapat merusak persepsi diri dan menurunkan rasa percaya diri seseorang. “Semakin lama seseorang menatap bayangannya, semakin besar kemungkinan ia menemukan hal yang tidak disukai dari dirinya sendiri,” ujarnya.
Dilansir dari liputan6.com, berikut lima dampak negatif dari kebiasaan bercermin terlalu lama menurut para ahli psikologi.
1. Kesehatan Mental Bisa Terganggu
Peneliti dari Institute of Psychiatry di London mengungkapkan bahwa berdiri lama di depan cermin dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami Body Dysmorphic Disorder (BDD).
Penderita BDD biasanya menghabiskan waktu berjam-jam memperhatikan kekurangan fisiknya dan mencoba menutupinya dengan riasan atau perubahan gaya berlebihan. Ironisnya, semakin sering dilakukan, rasa cemas dan ketidakpuasan diri justru semakin meningkat.
2. Cenderung Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Saat terlalu fokus pada kekurangan diri, seseorang akan mulai membandingkan dirinya dengan orang lain baik dari penampilan, bentuk tubuh, hingga gaya hidup. Pikiran negatif seperti iri hati atau rasa tidak puas pun mulai muncul, yang dalam jangka panjang bisa menurunkan kebahagiaan dan kesehatan mental.
3. Meningkatkan Sifat Sombong atau Narsistik
Tidak hanya menyebabkan rasa rendah diri, bercermin terlalu lama juga bisa menimbulkan efek sebaliknya yaitu membuat seseorang menjadi terlalu percaya diri atau sombong. Ketika terus mendapat pujian dan mengagumi dirinya di depan cermin, individu tersebut bisa terjebak dalam perilaku narsistik dan merasa dirinya lebih baik dari orang lain.
4. Terlalu Fokus pada Kekurangan
Alih-alih merasa puas dengan diri sendiri, kebiasaan bercermin lama justru membuat seseorang semakin fokus pada apa yang salah dalam dirinya. Ia akan berusaha menutupi atau mengubah kekurangannya, padahal sering kali hal tersebut tidak terlalu terlihat oleh orang lain.
5. Munculnya Rasa Benci pada Diri Sendiri
Ketika tekanan dan rasa tidak puas menumpuk, seseorang bisa mulai membenci dirinya sendiri. Ia merasa tidak cukup baik, tidak menarik, atau bahkan tidak pantas berada di lingkungan sosial tertentu. Dalam kasus ekstrem, kondisi ini dapat menurunkan kepercayaan diri secara drastis dan memicu depresi.
Kapan Harus Waspada?
Jika Anda mulai merasa cemas, sedih, atau bahkan marah setelah bercermin, ini bisa menjadi tanda awal masalah psikologis. Disarankan untuk mengurangi waktu bercermin dan lebih fokus pada hal-hal positif tentang diri sendiri. Bila kondisi terus berlanjut, konsultasi dengan psikolog atau psikiater bisa menjadi langkah bijak.
Kesimpulan
Bercermin tidak salah bahkan penting untuk menjaga penampilan dan kebersihan diri. Namun, ketika aktivitas ini berubah menjadi obsesi, ia dapat menjadi cermin yang memantulkan kecemasan dan ketidakpuasan, bukan lagi rasa percaya diri.(*)
