KENDARINEWS.COM–Bersin sering dianggap sepele, padahal aktivitas ini merupakan salah satu mekanisme alami tubuh untuk melindungi saluran pernapasan dari benda asing seperti debu, bakteri, dan virus. Namun, masih banyak orang yang menahan bersin karena alasan tidak enak di tempat umum atau demi menjaga etika sosial.
Padahal, menurut para ahli kesehatan, menahan bersin justru bisa membahayakan tubuh, mulai dari gangguan pendengaran hingga cedera serius seperti pecahnya pembuluh darah.
Apa Itu Bersin dan Mengapa Terjadi?
Bersin terjadi saat sistem saraf hidung mendeteksi adanya gangguan entah debu, gas, alergen, atau iritasi lain dan mengirim sinyal ke otak. Otak lalu memberi perintah ke berbagai otot tubuh seperti dada, perut, diafragma, hingga kelopak mata untuk bekerja sama mengeluarkan udara dan benda asing tersebut dari hidung.
Proses ini menghasilkan ledakan udara dari hidung dan mulut dengan kecepatan hingga 160 km per jam, menyebarkan ribuan partikel mikro yang bisa mengandung virus.
Risiko Serius Menahan Bersin
Dilansir dari alodokter, bersin yang ditahan bisa menyebabkan tekanan besar di dalam rongga kepala dan saluran pernapasan. Berikut beberapa risiko medisnya:
1. Gangguan Pendengaran
Tekanan tinggi akibat bersin yang tidak keluar bisa memengaruhi tuba eustachius dan telinga tengah. Dalam kasus berat, bahkan bisa merobek gendang telinga.
2. Infeksi
Menahan bersin artinya menahan bakteri dan virus yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh. Akibatnya, kuman bisa berkembang biak di saluran hidung dan berisiko menimbulkan infeksi, bahkan menyebar ke telinga.
3. Pecahnya Pembuluh Darah
Tekanan dari bersin yang tertahan bisa menyebabkan pembuluh darah di mata, hidung, atau telinga pecah. Gejalanya berupa mimisan, mata merah, hingga keluar darah dari telinga.
4. Cedera Diafragma
Walaupun jarang, menahan bersin bisa menyebabkan otot diafragma terluka. Cedera ini bisa mengganggu pernapasan dan menyebabkan rasa nyeri di dada dan perut.
5. Risiko Ekstrem: Aneurisma Otak dan Cedera Tulang Rusuk
Dalam kasus yang sangat langka, tekanan bersin yang tertahan dapat menyebabkan pecahnya aneurisma otak atau patah tulang rusuk, terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu.
Penyebab Bersin yang Sering Terjadi
Bersin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Alergi: Serbuk sari, bulu hewan, asap rokok, parfum
- Infeksi: Pilek, flu, rhinitis
- Iritasi: Debu, lada, bahan kimia
- Stimulasi wajah: Mencabut alis atau bulu wajah
- Olahraga: Karena peningkatan pernapasan dan paparan debu
- Cahaya matahari dan bahkan orgasme juga dapat menjadi pemicu
Cara Bersin dengan Etika dan Aman
Jika Anda ingin tetap menjaga etika sosial tanpa membahayakan diri sendiri, berikut beberapa cara bersin yang aman dan sopan:
- Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung, lalu buang segera setelah digunakan.
- Jika tidak ada tisu, gunakan lipatan siku bagian dalam untuk menutup saat bersin.
- Cuci tangan atau gunakan hand sanitizer setelah bersin atau batuk.
Kesimpulan
Menahan bersin bukanlah solusi yang aman. Bersin adalah mekanisme perlindungan tubuh yang harus dibiarkan terjadi secara alami. Alih-alih menahan, penting untuk mengetahui cara bersin yang benar agar tidak menyebarkan penyakit, sekaligus tidak membahayakan tubuh sendiri.
Ingat, lebih baik menjaga kesehatan dan memberi ruang bagi tubuh untuk melakukan fungsinya daripada menahan hal yang sebenarnya bisa menyelamatkan Anda dari infeksi atau kerusakan jaringan.(*)








































