Tak Sekadar Masalah Biasa, Ini Arti Problematik dan Cara Bijak Menyikapinya

KENDARINEWS.COM–Pernah merasa suatu situasi bikin stres terus menerus, atau kenal seseorang yang sikapnya bikin suasana jadi tegang? Kemungkinan besar, kamu sedang berhadapan dengan hal yang disebut problematik.

Istilah “problematik” kini makin sering terdengar, baik di media sosial maupun percakapan sehari-hari. Tapi sebenarnya, apa arti problematik? Dan bagaimana cara kita bisa menyikapinya secara sehat?

Apa Itu Problematik?

Dilansir dari alodokter, sederhana, problematik adalah sesuatu yang penuh masalah, membingungkan, atau memicu konflik, baik itu berupa situasi, perilaku, hingga sistem sosial. Kata ini berasal dari kata problem (masalah), tapi punya makna yang lebih luas.

Contoh hal-hal problematik di sekitar kita antara lain:

  • Aturan kantor atau sekolah yang tidak jelas.
  • Teman kerja yang sering bikin drama dan konflik.
  • Konten viral yang mengandung ujaran kebencian.
  • Hubungan yang melelahkan secara emosional.
  • Lingkungan yang diskriminatif atau tidak terbuka pada perbedaan.

Kenali Ciri-Ciri Problematik

1. Perilaku Problematik

Biasanya melekat pada seseorang yang:

  • Sulit introspeksi dan selalu menyalahkan orang lain.
  • Tidak tahan dikritik.
  • Memicu konflik kecil menjadi besar.
  • Keras kepala dan enggan bertanggung jawab.

2. Situasi Problematik

Contohnya:

  • Lingkungan yang bikin bingung, tidak nyaman, dan penuh tekanan.
  • Banyak miskomunikasi dan rasa tidak aman.

3. Lingkungan Problematik

Ditandai dengan:

  • Budaya gosip dan perundungan.
  • Tidak ada ruang untuk berbeda pendapat.
  • Dominasi kelompok tertentu yang menyisihkan pihak lain.

4. Kebijakan atau Sistem Problematik

Tampak dari:

  • Aturan yang tidak adil atau berat sebelah.
  • Prosedur yang membingungkan.
  • Ketimpangan sosial semakin terlihat.

Cara Bijak Menyikapi Hal yang Problematik

Menghadapi hal problematik memang tak selalu mudah, tapi ada cara sehat yang bisa kamu coba:

Jika terkait orang lain:
Bicarakan dengan kepala dingin. Dengarkan dulu sebelum mengkritik. Jika perlu, libatkan pihak ketiga seperti atasan atau konselor.

Jika dari lingkungan atau situasi:
Kenali akar masalahnya, lalu cari solusi melalui dialog atau jalur resmi seperti pengaduan kebijakan.

Jika menyangkut perbedaan generasi atau budaya:
Belajar terbuka, tidak langsung menghakimi. Bangun komunikasi lewat cerita dan empati.

Jika terjadi di media sosial:
Jangan asal ikut debat. Gunakan fitur “laporkan” untuk konten negatif dan kurasi akun yang kamu ikuti.

Problematik Bisa Diubah, Tapi Butuh Kesadaran

Ingat, perilaku problematik bukanlah “label tetap”. Seseorang bisa berubah, begitu juga lingkungan. Penting untuk selalu refleksi diri, dan tidak ragu meminta bantuan jika merasa lelah secara mental.

Jika kamu atau orang terdekat merasa terjebak dalam situasi problematik, berkonsultasi dengan profesional adalah langkah berani untuk menjaga kesehatan mental.(*)

Tinggalkan Balasan