KENDARINEWS.COM–Cokelat dikenal sebagai makanan yang bisa mengangkat suasana hati. Tak heran, banyak orang menjadikannya sebagai camilan favorit saat stres atau sedih. Namun, di balik rasa manis dan pahitnya yang menggoda, cokelat ternyata menyimpan sejumlah risiko kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
Beberapa penelitian menemukan bahwa cokelat terutama yang sudah melalui proses olahan panjang dan ditambahkan banyak gula atau bahan lain bisa menimbulkan efek samping yang tidak boleh diabaikan.
Berikut ini adalah 6 dampak negatif mengonsumsi cokelat terlalu sering menurut berbagai studi ilmiah terbaru yang dilansir dari liputan6:
1. Alergi Tersembunyi
Banyak produk cokelat mengandung alergen yang tidak dicantumkan seperti susu atau kacang. Bagi penderita alergi makanan, hal ini dapat memicu reaksi serius. Penelitian di Journal of Food Protection (2017) menemukan kontaminasi silang ini cukup sering terjadi, meskipun label produk menyatakan aman.
2. Paparan Logam Berat
Cokelat olahan bisa mengandung kadmium dan nikel, dua jenis logam berat beracun yang dapat terakumulasi dalam tubuh dan berisiko menyebabkan kerusakan organ permanen. Anak-anak sangat rentan terhadap efek samping ini.
3. Kontaminasi Bakteri
Sebuah studi dalam jurnal Food Control (2015) menemukan bahwa 1 dari 4 sampel cokelat yang diuji mengandung bakteri berbahaya, terutama akibat kontaminasi selama proses produksi. Bakteri seperti Enterobacteriaceae bisa memicu infeksi pencernaan.
4. Pemicu Kenaikan Berat Badan
Kandungan gula dan lemak tinggi dalam cokelat bisa menyebabkan obesitas, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah besar secara rutin. Penelitian di jurnal Obesity (2015) menunjukkan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi cokelat cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih cepat.
5. Memicu Nyeri Ulu Hati (Heartburn)
Cokelat dapat menurunkan tekanan pada sfingter esofagus bawah, sehingga memicu refluks asam lambung. Bagi penderita maag atau GERD, cokelat sebaiknya dibatasi karena dapat memperparah gejala.
6. Risiko Kanker yang Tidak Disadari
Meski kakao mengandung flavonoid antikanker, produk cokelat olahan sering kali mengandung gula tinggi, yang justru bisa meningkatkan risiko kanker, seperti kanker prostat. Studi di BMC Cancer (2016) menunjukkan bahwa konsumsi cokelat berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jangka panjang.
Kesimpulan:
Cokelat tetap bisa dinikmati sebagai camilan yang menyenangkan asal dalam jumlah yang wajar dan jenis yang tepat. Cokelat hitam (dark chocolate) dengan kadar kakao tinggi dan rendah gula adalah pilihan yang lebih sehat. Hindari konsumsi cokelat berlebihan, terutama bagi Anda yang memiliki riwayat alergi, gangguan pencernaan, atau sedang menjalani diet.(*)








































