Sukses Integrasikan Data Desa Presisi, Kolut Jadi Contoh Nasional

KENDARINEWS.COM–Kolaka Utara “Naik Kelas” Berkat komitmennya mendukung program Satu Data Indonesia melalui integrasi data desa presisi, Pemkab Kolut kini diperhitungkan di level nasional. Tak tanggung-tanggung, mereka mendapatkan kehormatan menjadi pembicara di panggung bergengsi The Big Idea Forum CNN Indonesia.

Yang menarik, forum ini dihadiri Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Ferry Joko Juliantoro, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya, dan pencetus Data Desa Presisi, Prof. Sofyan Sjaf dari Institut Pertanian Bogor (IPB)

Pada forum bergensi ini, Wakil Bupati (Wabup) Kolut Jumarding didampingi Kepala Badan Perencana dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kolut Ismail Mustafa tampil apik memaparkan pengalaman Kolaka Utara sebagai daerah pertama di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang mengimplementasikan data desa presisi.

Saat ini, Kolut dipilih sebagai contoh karena telah lebih dulu mengintegrasikan data desa presisi sebagai instrumen dasar dalam perumusan kebijakan pembangunan. Akurasi data yang dihimpun menjadi landasan bagi program nasional Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, sehingga Kolut ditetapkan sebagai pilot project penerapannya di Sultra.

“Kolut sudah memulai data desa presisi sejak era Pak Andap sebagai penjabat (PJ) Gubernur Sultra dan Sukanto Toding sebagai Pj Bupati Kolut. Tahap awal, dimulai di Kecamatan Watunohu. Lalu disusul dengan 10 kecamatan lanjut 4 Kecamatan,” ujar Jumarding kemarin.

Data desa presisi lanjut mantan Wakil Ketua DPRD Sultra, akan dipakai untuk mendukung perencanaan Kopdes Merah Putih. Program koperasi desa harus berangkat dari potensi riil masyarakat. Yang mana, data itu semua sudah tercatat dalam data desa presisi.

Dari total 15 kecamatan di Kolut, 11 kecamatan telah menyelesaikan pemutakhiran data desa presisi yang mencatat potensi 87 desa. Sisanya, 4 kecamatan ditargetkan segera rampung. Dengan data yang presisi, program Kopdes Merah Putih di Kolut dapat diarahkan sesuai potensi spesifik setiap desa.

“Kalau ada desa dengan potensi kakao, maka pengembangan Kopdes Merah Putih di sana akan difokuskan ke sektor kakao. Jadi strategi yang kami jalankan bukan asal-asalan, melainkan berdasarkan data yang akurat,” jelasnya.

Keberadaan data desa presisi kata politisi Partai Demokrat ini, membuat program unggulan Presiden Prabowo tersebut berjalan dengan fondasi yang lebih kokoh. Manajemen berbasis fakta diyakini mampu meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat transparansi, dan menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Guru Besar IPB Prof. Sofyan Sjaf menilai pengalaman Kolut menunjukkan program data desa presisi bisa menjadi kunci untuk pembangunan desa yang berkeadilan. “Data presisi bukan sekadar angka, tetapi peta jalan bagi kebijakan yang lebih tepat sasaran,” pungkas Sofyan Sjaf. (mal)

Tinggalkan Balasan