44 Tahun UHO Mengukir Sejarah, Rektor Prof. Armid: Dengan Inovasi Berkelanjutan UHO Bakal Mendunia

Dalam konteks globalisasi, UHO sudah memiliki banyak Memorandum of Understanding (MoU) dengan berbagai institusi. Tantangan ke depan adalah menerjemahkan MoU tersebut menjadi Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang lebih konkret, baik di dalam maupun luar negeri.

“Saat ini, UHO menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan di Jepang. Salah satunya adalah program student exchange yang memungkinkan mahasiswa belajar dan bekerja di Jepang selama 6 bulan hingga 1 tahun,” jelas Rektor Prof.Armid.

Mantan Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Sistem Informasi dan Hubungan Masyarakat itu memastikan ke depannya kerja sama tidak hanya terbatas pada bidang teknik, tetapi bidang pertanian, perikanan, dan bidang lain. “Dengan memperkuat jejaring internasional, UHO siap memperluas kiprah di kancah global,” tegas Rektor Prof.Armid.

Ia memahami, perjalanan UHO menuju universitas berkelas dunia tidaklah mudah. “Tantangannya memang tidak mudah, tapi juga tidak mustahil. Kita punya SDM yang mumpuni. Permasalahannya, banyak dari kita masih berada di zona nyaman. Padahal energi kita masih bisa diekspos hingga level maksimal,” ungkapnya.

Untuk itu, UHO dalam kepemimpinan Rektor Prof.Armid akan mempersiapkan infrastruktur, memperkuat advokasi, serta mengajak para dosen dan seluruh sivitas akademika agar memiliki semangat yang sama.

“Universitas ini milik bersama. Dengan kebersamaan, saya yakin UHO mampu menjadi universitas yang inovatif, berdampak, dan berdaya saing global,” tuturnya.

Rektor Prof.Armid menegaskan tekad semua sivitas akademika UHO harus sama. Arah bidikan harus sama yakni go global. “Salah satu tantangan besar menuju ke sana adalah bahasa. Hambatan bahasa ini akan menghalangi proses internasionalisasi kampus. Oleh sebab itu, saya ingin ada program sederhana namun konsisten: misalnya satu atau dua hari dalam seminggu kita gunakan bahasa Inggris di lingkungan kampus,” bebernya.

Langkah go global yang diinisiasi Rektor Prof.Armid dengan menjadikan UHO sebagai Maritime Hub Indonesia. “Saya ingin ketika orang bicara tentang maritim, mereka harus segera teringat pada UHO,” tegasnya.

Menurutnya, Maritime Hub ini bukan hanya jargon, tetapi kawasan nyata yang bisa menjadi lokus kerja sama dengan industri. Di situ ada laboratorium, pusat riset, pusat kolaborasi dengan perusahaan.

“Kita sudah pernah mendapat tawaran dari Perancis (La Rochelle) untuk membangun laboratorium kelautan pada 2022, hanya saja belum terealisasi. Lahan sudah ada, tinggal menggerakkan anggaran dan kolaborasi,” jelas Rektor Prof.Armid.

Sejarah Singkat UHO