KENDARINEWS.COM—Tenun Sultra adalah bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. Dalam upaya mewujudkan tenun sebagai bagian dari warisan budaya maka Pemerintah Provinsi Sultra memberikan perhatian lebih.
Wujudnya Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, memberikan apresiasi kegiatan pelestarian budaya tenun yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra di The Park Kendari, awal pekan kemarin. Acara ini turut dihadiri pula oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perwakilan Bank Indonesia Sultra, kepala sekolah, guru, pelaku UMKM, serta para pelajar.
Dalam momen tersebut, Andap menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelestarian budaya Sultra, terutama kepada generasi muda yang ikut berpartisipasi. Menurutnya, upaya pelestarian budaya harus melibatkan seluruh elemen, terutama dalam menjaga kelangsungan bahasa dan tradisi yang mulai tergerus zaman.
“Kita harus melestarikan tidak hanya kain tenun, tetapi juga bahasa dan tradisi kita agar tidak hanya menjadi kenangan,” ujar Andap.
“Pentingnya langkah nyata dari semua pihak untuk melindungi budaya agar tidak punah, dan saya juga mengapresiasi pengrajin yang mampu mengekspresikan nilai budaya dan kearifan lokal melalui karya tenun mereka,”tambahnya.
Andap menyebutkan bahwa kain tenun bukan sekadar selembar kain, tetapi mengandung nilai-nilai budaya dan identitas masyarakat Sulawesi Tenggara. “Tenun menggambarkan keindahan yang tercipta dari ketekunan dan kreatifitas para pengrajin kita. Setiap motif, seperti motif jagung, misalnya, membawa makna tersendiri yang mencerminkan kebudayaan lokal,” jelasnya.
Kegiatan pelestarian tenun ini digelar selama dua hari, mencakup expo tenun, talkshow, workshop, berbagai lomba, serta job fair yang menghadirkan 22 perusahaan dengan beragam peluang kerja bagi alumni SMK. Pameran ini menampilkan hasil karya para siswa, serta menciptakan ruang kolaborasi bagi pelaku UMKM dan industri.
“Giat ini digelar selama dua hari (4-5 November 2024). Digelar di dua lokasi yakni The park Kendari dan Pelataran Dikbud Sultra,”paparnya.
Sementara Kepala Dikbud Sultra, Yusmin, dalam kesempatan itu juga menegaskan pentingnya melibatkan generasi muda dalam pelestarian budaya. Menurutnya, tanpa keterlibatan generasi penerus, keberlangsungan warisan tenun akan terancam. “Jika anak-anak kita tidak belajar menenun, warisan ini akan hilang,” ungkapnya.
Yusmin juga mengungkapkan rasa bangga atas pengakuan nasional yang diraih Sultra dalam bidang pelestarian budaya, di mana penghargaan nasional meningkat dari satu menjadi sembilan penghargaan. “Ini adalah bukti bahwa kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mengangkat martabat Sultra di tingkat nasional,” tambahnya.
Ditempat sama Asisten III, Sukanto Toding, menyebutkan acara inu sebagai pusat pembelajaran bagi masyarakat, khususnya generasi muda. “Tenun mencerminkan pengetahuan, budaya, dan nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang kita,” jelas Sukanto.
“Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan pelestarian tenun dan budaya Sultra akan terus berlanjut dan menginspirasi generasi mendatang untuk menjaga warisan leluhur demi keberlanjutan budaya Sultra,”pungkasnya (adv)