KENDARINEWS.COM–Jemaah haji asal Sulawesi Tenggara (Sultra) bersiap lempar jumrah sebagai salah satu rukun wajib haji.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sultra, Muhammad Saleh menjelaskan bahwa pemerintah Arab Saudi telah mengatur waktu melontar bagi jemaah haji setiap negara. Penentuan waktu lontar jumrah ini merupakan ikhtiar untuk melindungi jemaah agar dapat menjalankan prosesi ini dengan lancar dan aman,” kata Saleh.
Untuk jemaah Sultra, kata Saleh, melontar jumroh sudah dijadwalkan mulai 11 Zulhijah 1445 Hijriah (18 Juni 2024) pukul 05.00 – 11.00 WAS, 11.00 – 17.00 WAS, dan pukul 17.00 – 00.00 WAS
Selanjutnya, jemaah haji Sultra bisa melontar jumroh pada tanggal 12 zulhijah (19 Juni 2024) pukul 00.00 – 05.00 WAS, 05.00 – 10.30 WAS, 14.00 – 18.00 WAS, dan pukul 18.00 – 00.00 WAS.
Terakhir, jemaah haji Sultra dijadwalkan melontar jumrah pada tanggal 13 zulhijah (20 Juni 2024) pukul 00.00 – 05.00 WAS, dan pukul 05.00 – 17.00 WAS.
Ia mengatakan, setelah beristirahat cukup di tenda Mina, jemaah melontar jumrah Aqabah dengan 7 kerikil. Lalu dilanjutkan dengan bercukur atau Tahallul Awal.
“Bagi laki-laki diutamakan mencukur gundul, sedangkan wanita cukup memotong rambutnya sepanjang ruas jari. Setelah tahap ini, jemaah dapat lepas ihram dan diperbolehkan memakai pakaian biasa,” kata Saleh.
Saleh menambahkan, bagi jemaah yang berhalangan, melontar jumrah dapat dibadalkan oleh orang lain dengan salah satu cara yaitu pertama orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah, agar terlebih dulu melontar untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran, mulai dari jumrah Ula, Wustha dan Aqabah.
“Kemudian orang tersebut kembali melontar untuk yang diwakilinya mulai dari jumrah Ula, Wustha, dan Aqobah, dan jumrah Aqabah,” tuturnya.
Cara yang kedua, kata Saleh, orang yang mewakilkan orang lain melontar jumrah Ula terlebih dulu untuk dirinya sendiri sampai sempurna masing-masing tujuh kali lontaran.
Kemudian melontar lagi tujuh kali lontaran untuk yang diwakili tanpa harus terlebih dulu menyelesaikan jumrah Wustha dan jumrah Aqabah. “Demikian seterusnya untuk tindakan yang sama di jumrah Wustha dan jumrah Aqabah,” kata Saleh.
Selama di Mina, Saleh berpesan kepada jemaah untuk fokus melakukan aktivitas ibadah dengan cara memperbanyak zikir, mengingat dan mendekat kepada Allah, mengagungkan asma Allah, baik dengan bertakbir, membaca Al-Qur’an, membaca kalimat tauhid, dan wirid-wirid lainnya.
“Selingi zikir dengan berdoa kepada Allah, karena Mina termasuk tempat mustajab. Langitkan doa-doa dan harapan terbaik bagi pribadi, keluarga dan untuk bangsa kita tercinta,” kata Saleh.
Selama di Mina, lanjut dia, jemaah diimbau untuk menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan kelelahan, makan tepat waktu, minum obat dan suplemen yang dibutuhkan.
“Minum air putih untuk menjaga kebugaran dan hidrasi tubuh serta istirahat yang cukup. Segera hubungi dokter jika merasa ada keluhan kesehatan”, ungkapnya.
Bila tidak ada keperluan mendesak, Saleh mengimbau jemaah sebaiknya tetap berada di tenda dan upayakan memakai masker selama di luar tenda, mengingat kawasan Mina yang padat dan berdebu.
“Kenali dengan baik identitas dan jalur menuju tenda masing-masing agar tidak tersesat. Jangan segan dan sungkan untuk meminta bantuan petugas bila menemukan kesulitan,” katanya.
“Selalu berada dalam rombongan regu maupun kloternya saat dalam perjalanan menuju jamarat, jangan memisahkan diri.
“Jangan tergesa-gesa berjalan menuju jamarat dan saat kembali ke tenda. Selain untuk menghemat tenaga juga mempertimbangkan jemaah lain dalam rombongannya, khususnya jemaah wanita, disabilitas dan lansia,” pungkasnya. (ags/kn)