KENDARINEWS.COM–Bupati Konawe mengapresiasi puluhan imam masjid di wilayah kekuasaannya. Satu diantaranya adalah seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) yang masih aktif bertugas. Namanya Pelda Wawan Mulyana. Pelda Wawan adalah Babinsa Koramil 1417-11 Ranomeeto, ia diamanahkan masyarakat menjadi Imam Masjid Fastabiqul Khairat Kecamatan Ranomeeto.

Secara resmi, Pelda Wawan menerima SK langsung dari Bupati Konawe Selatan, H Surunuddin Dangga di auditorium kantor bupati, April 2023 lalu bersama 24 Imam kecamatan lainnya yang ada di daerah itu. Pria yang bertugas di kesatuan Kodim 1417 Kendari tersebut mengatakan, amanah sebagai imam masjid dilakoninya dengan niatan Lillahi ta’ala.
“Dalam hati, saya tidak pernah menyangka mendapat kepercayaan sebagai Imam Kecamatan Ranomeeto. Karena dari awal kita menuntut ilmu untuk membekali diri, menjadi hamba yang taat. Saat menerima amanah ini, tentunya kita terima dengan setulus hati, ikhlas dengan niatan Lillahi ta’ala,” ungkapnya.
Ayah empat orang anak itu mengungkapkan pernah menempuh pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) (Setara SMP) di pesantren Al Muhajirin Darussalam, Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. “Saya bukan pesantren yang full mondok, tapi pulang balik ke rumah karena saat itu harus membantu orang tua. Jadi sambil mondok, sambil kerja, sambil sekolah juga,” ujarnya.
Prestasinya di bidang keagamaan telah tertoreh sejak usia pendidikan itu. Ia pernah mengikuti STQ se Kecamatan Pondidaha dan juara ketiga tingkat remaja. Tak disadari, Wawan muda telah memiliki dasar kuat mendalami ilmu agama. Karena, dikatakannya, sedari kecil tertarik menggali ilmu agama yang diyakininya.
“Menurut saya esensi beragama adalah bagaimana implementasi kita di kehidupan sehari-hari. Saya tak mengatakan diri sebagai Hafidz Qur’an, tapi sebisa mungkin Qur’an selalu berupaya saya bacakan terus dan mengamalkannya dalam bermasyarakat,” kata suami dari Irma Irianti tersebut.
Lebih lanjut, Pria kelahiran 1981 itu mengisahkan prosesnya hingga menjadi anggota TNI Angkatan Darat. “Saat itu saya mendaftar di Kendari tahun 1993, masuk pendidikan 1994. Tugas pertama di Yonif 700 di Makassar. Setelah itu tahun 2021 saya bertugas di Yonif 725 Woroagi,” terangnya.
Di Yonif 725 Woroagi, dirinya juga pernah dipercayakan oleh Komandannya saat itu melakukan pembinaan kepada ibu-ibu dan masyarakat yang ditinggal suami atau keluarganya bertugas.
“Alhamdulillah sejak masih remaja itu saya senang bantu bantu di masjid. Kalau waktunya Adzan saya Adzan, kemudian ikut bersih bersih sampai libatkan diri untuk kegiatan keagamaan, seperti pengajian pengajian,” imbuhnya.
Singkat cerita, selama bertugas tak jarang Pelda Wawan menerima penghargaan dengan panggilan ustadz. Ia mengaku tak pernah meminta dipanggil seperti itu, tapi orang-orang sekitarnya yang memberi support. Bahkan pimpinannya pun menghargainya dengan panggilan ustadz.
“Selama menjalankan tugas dan kewajiban sebisa mungkin saya lakukan tanpa pamrih. Tak hanya tugas sebagai Tentara, saya juga biasa terlibat kalau ada acara acara keagamaan lain seperti aqiqah atau semacamnya. Saya tidak pernah mengharap imbalan atau embel embel apapun. Saya kerjakan semua dengan niatan ikhlas setulus hati,” tuturnya.
Hal itu terus dipegang teguh Pelda Wawan, begitupula sejak bertugas di Koramil 1417-11 Ranomeeto, Kodim 1417 Kendari pada 2011 lalu hingga saat ini. “Semenjak pindah di Koramil sini, pengabdian kepada masyarakat terus saya lakukan. Karena sudah menjadi kewajiban dan saya terbiasa melakukannya, berbaur dengan masyarakat,” katanya.
Hingga suatu ketika ia dipercaya menjadi pembantu Imam Masjid Fastabiqul Khairat Ranomeeto. Dari sana ruang Wawan mengabdi kepada umat semakin luas. Teguh ia niatkan meluaskan jalannya untuk pengabdian. Sampai akhirnya, masyarakat mendorongnya ikut pemilihan Imam Masjid dan mendapat suara terbanyak. Hingga Wawan menerima SK menggantikan Imam sebelumnya yang pindah tugas.
“Ketika itu pak Camat meminta saya ke kantor Bupati Konsel di Andoolo, awalnya bertanya-tanya dalam rangka apa, ternyata saya disiapkan untuk menerima SK Imam kecamatan,” ungkapnya.
Walaupun sebelumnya Wawan pernah menyampaikan kepada Camat Ranomeeto, kenapa mesti ia yang mendapat kepercayaan itu. Bukan pesimis, tapi dirinya merasa masih banyak yang lebih mampu memimpin umat.
“Namun kini, tugas sebagai Imam telah saya terima sebab saya dipercayakan, maka sejak awal saya niatkan Lillahi ta’ala. Saya jalankan amanah ini dengan tulus ikhlas,” ujarnya.
Mengemban amanah sebagai Imam sekaligus Tentara dalam tugasnya sebagai Babinsa Koramil 1417-11 Ranomeeto serta Danpos, tak dijadikan sebagai beban. Justru makin meneguhkan langkahnya berkontribusi untuk lingkungan masyarakat.
“Sebagai Tentara saya bersyukur memiliki pimpinan yang selalu mensuport. Jadi sebisa mungkin saya bijak bijak membagi waktu, menjalani tugas tugas, baik di kesatuan maupun kepada umat,” ujarnya.
Lebih dalam dari itu, kehidupan Pelda Wawan Mulyana sebagai Imam tentunya memiliki tantangan. Sebab segala macam tingkah laku akan mendapat penilaian dari masyarakat. Namun demikian Wawan mengaku itu bukan masalah. Sebab yang selama ini dilakukannya tulus apa adanya. Tak ada yang dibuat buat.
“Karena kita menjalani kehidupan ini niat karena Allah. Jadi bagaimanapun masyarakat menilai, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebab jika jalan kita lurus, tak perlu ragu atau terbebani melangkah. Berbuat saja sebaik mungkin tanpa berpikir bagaimana orang menilainya. Karena lagi-lagi niat kita berbuat apapun itu karena Allah,” terangnya.
Setiap kesempatan ia terus menegakan Ukhuwah Islamiyah di wilayahnya. Berjuang mempererat persatuan dan kesatuan, menguatkan rasa persaudaraan. “Ditengah keberagaman dan latar belakang masyarakat yang berbeda, tentunya penting untuk selalu mempererat persaudaraan, mempererat persatuan. Itulah yang selama ini kita jaga bersama-sama,” kata Imam yang memiliki Adzan yang merdu itu. (ndi/kn)








































