Dikbud Sultra Tingkatkan Kualitas SLB

KENDARINEWS.COM — DinasPendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara (Dikbud Sultra) menunjukan keseriusannya meningkatkan kualitas pendidikan di Bumi Anoa. Tak hanya SMA/ SMK, tapi juga Sekolah Luar Biasa (SLB). Hal ini dapat dilihat, adanya upaya pembenahan kelembagaan hingga peningkatan kompetensi SLB.

Kepala Dikbud Sultra, Asrun Lio mengatakan, saat ini pemerintah telah menempatkan perhatian besar terhadap dunia pendidikan, termasuk SLB. Bahkan sejumlah rencana hingga aksi pun secara bertahap terus diwujudkan. Termasuk pelatihan peningkatan mutu pendidik guru dan kepala sekolah luar biasa (SLB). “Kami baru saja menggelar pelatihan peningkatan mutu pendidik guru dan kepala sekolah SLB. Ini sebagai tindak lanjut terhadap upaya sebelumnya. Salah satunya melakukan perubahan kelembagaan dari SDLB Negeri menjadi SLB Negeri. Sehingga, cakupan pelayanan pendidikan SLB tak hanya sebatas usia SD saja. Namun juga tingkatan TK, SMP, hingga SMA,” ungkap Asrun Lio, kemarin.

Melalui perubahan kelembagaan menjadi SLB, lanjut dia, dapat membuat sekolah terbaca pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Sebab penting, setelah perubahan kelembagaan, harus melakukan langkah peningkatan kompetensi. “Dikbud intens mengirim kepala sekolah maupun tenaga pendidik belajar ke luar daerah. Saat ini tercatat ada 15 guru dan 6 sekolah mitra. Mereka bakal mendorong peningkatan kualitas peserta didik SLB,” ujar Mantan Kepala Sekretariat Rektor UHO ini.

Lulusan S3 The Australian National University Canberra ini berharap, melalui pelatihan peningkatan mutu pendidik guru dan kepala sekolah luar biasa (SLB), kepala sekolah dapat mengaplikasikan semua pengetahuannya. “Upaya yang kita lakukan ini, sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada SLB. Terlebih sekolah ini, merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari pemerintah. Sehingga kita harus melakukan intervensi, dengan harapan agar peningkatan kompetensi tenaga pendidik maupun kualitas peserta didik bisa tercapai,” harapnya.

Kepala Bidang GTK Dikbud Sultra, Husrin menambahkan, untuk mendorong pelayanan pendidikan tanpa diskriminasi, SLB harus tetap mendapatkan perhatian sama dengan SMA/SMK. Bahkan seharusnya, SLB mendapat perhatian khususk. Karena sekolah tersebut menangani siswa-siswa yang memiliki kebutuhan khusus. “Sekolah umum tentu dituntut agar siswanya bisa memiliki pengetahuan dan keterampilan. Begitu juga SLB, minimal bisa memiliki kemandirian untuk dirinya sendiri,” terangnya.

Selain itu, siswa SLB harus memiliki keterampilan untuk masa depannya, dan berkarya. Karenanya beragam upaya terus dilakukan untuk peningkatan kapasitas para tenaga pendidiknya. Dia menuturkan, dengan peningkatan kapasitas tenaga pendidik, akan berimbas pada siswanya. ” Saat ini, jumlah SLB yang ada di Sultra berjumlah 79, minus Kolaka Utara. Ke depan, Dikbud Sultra akan terus melakukan peningkatan pelayanan SLB. Termasuk penyelenggaraan SLB di daerah-daerah yang belum ada. Ini yang selalu kita dorong,” pungkasnya. (kn/adv)

Tinggalkan Balasan