Periode Juli, Kendari Catat Inflasi Tertinggi se-Indonesia

KENDARINEWS.COM — Kota Kendari mengalami inflasi terdalam sebesar 2,27 persen. Peningkatan ini disebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok, transportasi dan pendidikan. Angka tersebut paling tinggi se-Indonesia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) Agnes Widiastuti mengungkapkan tingginya angka inflasi Kota Kendari periode Juli 2022 dipicu kenaikan harga beberapa kelompok. Diantaranya, kelompok transportasi sebesar 5,04 persen, pendidikan 3,97 persen, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau 3,34 persen. “Ada kenaikan harga,” ujarnya saat konferensi pers terkait inflasi Kota Kendari, di Aula BPS Sultra, kemarin.

Agnes menjelaskan, kenaikan harga paling mencolok terjadi pada kelompok transportasi. Pada kelompok tersebut terjadi kenaikan pada beberapa komponen misalnya harga tiket pesawat yang naik sebesar 0,76 persen menjelang hari raya Idul Adha dan kenaikan tarif angkutan online roda 2 dan roda 4 masing-masing 0,004 dan 0,003 persen.

Untuk kelompok pendidikan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan pada komoditas (kebutuhan) anak masuk sekolah khususnya pada pembelian pakaian (seragam) baru bagi peserta didik baru. Untuk tingkat SD kenaikan tercatat sebesar 0,09 persen, TK 0,07 persen, perguruan tinggi 0,02 persen dan SMP dan SMA masing-masing sebesar 0,01 persen.

Sementara pada kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau, kenaikan harga terjadi pada komoditas ikan layang atau ikan benggol sebesar 0,19 persen, bawang merah 0,15 persen, ikan kembung 0,13 persen, ikan cakalang 0,09 persen, serta ikan teri 0,07 persen.

Agnes menambahkan, Kota Kendari meski tercatat sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di Indonesia pada periode Juli 2022, namun masih dalam kondisi terkendali. Ia berharap seluruh stakholder terutama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bisa berembuk untuk melaksanakan langkah-langkat antisipati untuk mengendalikan kenaikan harga yang terjadi.

“Ini (inflasi) menjadi tanggung jawab kita bersama bagaimana inflasi bisa tetap terkendali sehingga bisa menjaga daya beli masyarakat dan menjaga perekonomian kita tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya. (KN)

Tinggalkan Balasan